25 Siswa SMAN 8 Cirebon Dapat Dobel Porsi MBG, Dibawa Pulang karena Keterbatasan Ekonomi Keluarga 

SMAN 8 Cirebon
SUASANA SEKOLAH: Lorong SMAN 8 Cirebon, di mana banyak siswa sering bejalan membawa paket MBG di jam istirahat kedua mereka. FOTO: ADE GUSTIANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Seorang siswi kelas XI menutup kembali kotak makannya. Ia tidak menyentuh ayam kecap yang disajikan hari itu. Bukan karena tidak suka. Bukan pula karena kenyang. Lauk dari program Makan Bergizi (MBG) itu ia bungkus rapi untuk dibawa pulang. Untuk adiknya di rumah.

Hari kedua pelaksanaan program Makan Bergizi (MBG) di SMAN 8 Cirebon menjadi titik balik yang mengharukan.

Sebuah peristiwa kecil membuka mata banyak pihak. Dari kejadian sederhana itu, pihak sekolah sadar: sebagian besar siswa di SMAN 8 Cirebon hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Baca Juga:Kemenag Ajak Guru Madrasah Perkuat Moderasi Beragama di Kabupaten Cirebon Pesisir Cirebon Berpotensi untuk Dijadikan sebagai Sentra Kampung Nelayan di Jawa Barat

Ada yang uang jajannya pas-pasan, bahkan ada yang benar-benar serba kekurangan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Siarudin, mengungkapkan bahwa sejak program MBG berjalan pada 19 Agustus 2025, banyak siswa merasa sangat terbantu.

Program ini, katanya, bukan sekadar tambahan gizi, tetapi juga menjadi penopang nyata bagi kebutuhan dasar anak-anak dari keluarga tidak mampu.

SMAN 8 Cirebon memiliki sekitar 1.200 siswa. Jumlah paket MBG yang datang setiap hari pun sama banyaknya.

Sekitar pukul 10.00 pagi, petugas pengantar tiba membawa nampan berisi makanan bergizi. Kadang lebih awal, kadang agak terlambat. Jika lewat dari pukul 10.30, guru mulai khawatir jam istirahat akan tergeser.

Begitu makanan datang, petugas piket segera membagikannya pada jam istirahat kedua. Setelah makan, nampan dikumpulkan kembali. Petugas piket harian bertugas mengambil, menyiapkan, dan mengantarkan paket MBG ke setiap kelas.

Namun setelah peristiwa siswi yang menyimpan lauk itu, sekolah mulai bergerak. Para wali kelas diminta mendata siswa yang kondisi ekonominya paling sulit.

Baca Juga:DKM Sayyidin Panatagama SMA Islam Al Azhar Peringati Hari SantriFokus Atasi Kendala Program MBG, Bupati Imron Minta Percepat SLHS SPPG 

Hasil pendataan menunjukkan ada 25 siswa yang hidup dalam keterbatasan ekstrem, beberapa bahkan datang ke sekolah tanpa sarapan dan hampir tak pernah membawa uang saku.

Kini, 25 siswa tersebut mendapatkan dua porsi MBG setiap hari: satu untuk dimakan di sekolah, dan satu lagi untuk dibawa pulang.

Tambahan porsi itu tidak berasal dari anggaran baru, melainkan dari jatah makanan siswa yang tidak hadir di sekolah hari itu. Jumlahnya selalu ada, dari kelas X hingga XII.

Program sederhana ini tidak hanya menambah gizi, tetapi juga menumbuhkan empati.

0 Komentar