Guru-guru yang semula hanya memastikan makanan terbagi rata, kini mulai lebih memahami kondisi sosial murid-murid mereka.
Siarudin menyebut, inisiatif ini lahir dari kepekaan dan rasa peduli yang tumbuh karena satu kejadian kecil, seorang siswi yang rela menahan lapar, demi memastikan adiknya di rumah bisa makan. (*)
