Erik juga menekankan pentingnya menjadikan gerakan seperti ini tidak sebatas seremonial, melainkan kegiatan rutin yang menggerakkan masyarakat secara masif. “Perlu dibuat regulasi dan surat edaran agar masyarakat benar-benar terlibat aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.
Selain edukasi dan partisipasi warga, ia menegaskan perlunya penegakan hukum terhadap pelanggar kebersihan lingkungan.
“Ketika warga Indonesia bisa tertib saat berada di Singapura, seharusnya mereka juga bisa disiplin di tanah air sendiri,” ujarnya tegas.
Baca Juga:Kemenag Ajak Guru Madrasah Perkuat Moderasi Beragama di Kabupaten Cirebon Pesisir Cirebon Berpotensi untuk Dijadikan sebagai Sentra Kampung Nelayan di Jawa Barat
Di sisi lain, Plt Camat Kejaksan Handi Sogianto mengapresiasi dukungan KLH dan Pemkot Cirebon dalam kegiatan ini.
Ia menilai gerakan ini mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dengan benar.
“Ketika sampah bisa dipilah dengan baik, nilai ekonominya akan meningkat. Dari situ, muncul potensi usaha dan pemberdayaan masyarakat, termasuk melalui koperasi atau bank sampah,” ujarnya.
Handi berharap gerakan kebersihan ini menjadi titik awal terbentuknya masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan serta mendukung terwujudnya Cirebon sebagai kota yang bersih, hijau, dan berdaya lingkungan tinggi.
Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, Pemkot Cirebon, dan masyarakat, gerakan bersih lingkungan serta penghijauan ini diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan, bukan hanya kegiatan seremonial semata.
“Reformasi perilaku lingkungan harus dimulai dari diri sendiri, dari rumah, dan dari kebersamaan,” imbuh Farida menutup kegiatan.
“Inilah wujud cinta kita pada Kota Cirebon, kota yang tidak hanya bersih, tetapi juga hidup, lestari, dan penuh harapan,” pungkasnya. (cep/abd)