Investasi di Jabar Tumbuh tapi Pengangguran Malah Meningkat

Investasi Tumbuh tapi Pengangguran Malah Meningkat
Data realisasi investasi Jabar triwulan III 2025 tembus di angka Rp77,1 triliun. Namun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Barat pada Agustus 2025 mencapai 6,77 persen. Foto: Ilustrasi/Radar Cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Kucuran deras investasi di Jawa Barat belum selaras dengan penyerapan tenaga kerja. Sektor industri nampak paling beranomali karena terbilang rendah dalam penyerapan tenaga kerja.

Data realisasi investasi Jabar triwulan III 2025 tembus di angka Rp77,1 triliun. Investor teratas dari Jepang, Singapura, dan Hongkong. Dengan sektor teratas adalah industri pengolahan, infokom, perdagangan, dan real estate.

Namun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Barat pada Agustus 2025 mencapai 6,77 persen, naik tipis 0,02 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (6,75 persen). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, per Agustus 2025, jumlah pengangguran tercatat 1,78 juta orang atau bertambah sekitar 10 ribu orang dibanding Agustus 2024.

Baca Juga:Petani asal Jemaras Lor Ikut Diperiksa KPK sampai Tak Bisa Tidur, Terkait SatoriKemenag RI Tetapkan Kabupaten Cirebon sebagai Kota Wakaf  

Jika dilihat dalam tiga tahun terakhir, pada Agustus 2023, TPT mencapai 7,44 persen, turun menjadi 6,75 persen pada 2024, dan sedikit naik kembali menjadi 6,77 persen tahun ini.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (KDM) merespons santai kenaikan TPT di Jabar. Menurutnya, hal itu akan selesai ketika industri mulai tumbuh. KDM mengakui bahwa pengangguran merupakan salah satu pekerjaan rumah yang harus dituntaskan, “Ya itu (tingkat pengangguran terbuka, red) bagian PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan,” ungkap Gubernur KDM saat di Gedung Sate, Jumat (7/11/2025).

KDM melanjutkan, pertumbuhan industri di Jawa Barat bakal menjadi salah satu solusi untuk permasalahan tersebut. “Industrinya kan hari ini baru sampai pembangunan, rancang bangun gedung-gedungnya atau tempat-tempat industrinya. Ya tahun depan kan mulai rekrut. Nanti juga akan turun lagi (TPT, red). Ini kan memang bukan hanya problem Jabar, itu sudah problem secara umum lah,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Firman Desa menjelaskan bahwa posisi Jawa Barat dalam tingkat pengangguran nasional masih tinggi. “Kalau berdasar peringkat Indonesia, memang Jawa Barat masuk ke dalam kategori yang tinggi. Pergantian biasanya antara peringkat satu sampai tiga, bergantian dengan Banten, Kepri, dan DKI Jakarta,” ujar Firman.

Firman menjelaskan, kondisi tersebut bisa dimaklumi karena daerah ini merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan menjadi tujuan urbanisasi para pencari kerja dari berbagai daerah.

0 Komentar