Ketika Gen Z Cirebon Enggan Jadi Sales dan Marketing, Anggap Sistem Target Terlalu Berat

Ketika Gen Z Cirebon Enggan Jadi Sales dan Marketing
MENUNGGU WAWANCARA: Para calon tenaga kerja bersiap mengikuti wawancara sebuah perusahaan food and beverage yang akan beroperasi di Jl Siliwangi, Kota Cirebon. Proses wawancara itu digelar di Disnaker Kota Cirebon, Selasa lalu (4/11/2025). Foto: Abdullah/Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Meski lapangan kerja di bidang sales dan marketing terbuka luas, minat generasi muda untuk menekuni profesi tersebut justru sangat rendah. Mereka lebih memilih pekerjaan dengan sistem dan lingkungan kerja yang dianggap lebih nyaman.

Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cirebon, hingga Oktober 2025 jumlah pencari kerja tercatat sebanyak 1.838 orang. Sebagian besar merupakan lulusan baru SMA, SMK, dan perguruan tinggi. Angka ini diprediksi terus meningkat hingga menembus 2.000 orang di akhir tahun.

Pengantar Kerja Ahli Pertama Disnaker Kota Cirebon Dinul Muarif mengungkapkan bahwa posisi sales dan marketing merupakan dua bidang yang paling banyak dibutuhkan perusahaan saat ini. Namun, posisi tersebut justru sepi peminat.

Baca Juga:Petani asal Jemaras Lor Ikut Diperiksa KPK sampai Tak Bisa Tidur, Terkait SatoriKemenag RI Tetapkan Kabupaten Cirebon sebagai Kota Wakaf  

“Lowongan kerja di bidang sales dan marketing banyak yang tidak terserap karena pencari kerja pilih-pilih. Generasi sekarang ini cenderung menghindari posisi itu,” ujar Dinul, Jumat (7/11/2025).

Padahal, lanjutnya, profesi sales dan marketing merupakan ujung tombak perusahaan. Tanpa kemampuan menjual produk atau jasa, perusahaan tidak bisa beroperasi optimal. “Sayangnya, generasi sekarang lebih suka pekerjaan yang di dalam ruangan. Mereka lebih memilih posisi administrasi, operator produksi, atau penjaga toko,” jelasnya.

Masih kata Dinul, dalam kegiatan wawancara kerja yang belum lama digelar di Kantor Disnaker Kota Cirebon, jumlah pelamar untuk posisi sales dan marketing sangat sedikit. “Contohnya, di salah satu perusahaan ternama yang sudah lama berdiri di Cirebon, hanya ada tujuh pelamar untuk posisi sales dan marketing. Sementara, di perusahaan lain yang akan membuka cabang di Jalan Siliwangi, jumlah pelamar mencapai 200 orang, padahal kuotanya hanya 150,” tambahnya.

Dinul menjelaskan, para pencari kerja yang mendaftar melalui kartu kuning atau AK1 terus meningkat setiap bulan. Data tersebut digunakan pihaknya untuk merancang kebijakan dan program pelatihan yang sesuai kebutuhan pasar kerja. “Mereka datang untuk mendaftar dan menyatakan sedang mencari pekerjaan. Dari rekap itulah kami membuat program atau kegiatan agar pencari kerja ini bisa terserap,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu lulusan perguruan tinggi asal Cirebon, Anic (23), mengaku pernah melamar sebagai sales, namun akhirnya memutuskan tidak melanjutkan pekerjaan tersebut. Alasannya, beban kerja dan sistem target dirasa terlalu berat. “Kalau sales itu kan harus punya banyak relasi, sedangkan saya belum punya. Ditambah target penjualan yang tinggi, jadi bebannya besar,” tuturnya.

0 Komentar