RADARCIREBON.ID – Panggung kesenian Cirebon kembali berdenyut kuat dengan pementasan teater “Ben Go Tun” oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Harsa.
Lakon yang terkenal rumit ini dipentaskan di Gedung Kesenian Rarasantang pada Rabu malam (19/11/2025).
Sejak lampu padam, penonton dibuat fokus. Ketegangan langsung terasa saat pementasan dimulai.
Baca Juga:STMIK IKMI Cirebon Gelar Seminar Literasi DigitalPLN Teken PJBTL 1.800 MVA, Perkuat Industri Jawa-Bali
Sutradara MZ Arif memilih pendekatan yang lugas dan tegas, langsung menghantam emosi penonton tanpa bertele-tele.
Naskah karya Saini KM ini dikenal karena intrik yang padat, menampilkan benturan moral dan pilihan-pilihan sulit yang dihadapi para tokohnya.
Sutradara menajamkan konflik dengan menyorot langsung pergulatan batin para tokoh, menarik penonton ke pusaran cerita sejak detik pertama.
Intensitas panggung terasa kuat. Dua set properti rumah berdiri berhadapan, mencerminkan kontras narasi: satu bercat terang dengan jendela rapat, dan yang lain bernuansa hijau modern.
Para aktor bergerak cepat di tengah panggung, menyajikan dialog sengit, tawa getir, dan gerakan yang mencerminkan tantangan serta penghindaran. Cahaya kuning kemerahan menyelimuti mereka, mempertegas intensitas setiap adegan.
Gerak tubuh para pemain memperlihatkan dinamika cerita, tidak hanya seputar konflik antartokoh, tetapi juga benturan nilai.
Moral diuji, kesetiaan ditimbang, ego ditabrak, dan ambisi dibuka lebar, semua disajikan dengan ritme yang terjaga.
Baca Juga:Civitas Akademika UMC Sewa Kereta Luar Biasa ke BanyuwangiCegah Bullying dan Narkoba, Polresta Cirebon Hadir di SMPN 2 Gempol lewat Police Goes to School
Dukungan tata artistik juga bekerja rapi. Musik menggeser suasana, terkadang lembut, terkadang menghentak. Pencahayaan memainkan peran penting dengan menekan momen tertentu.
Sorot lampu yang mengunci adegan klimaks membuat penonton mematung dan terseret ke dalam emosi yang disajikan.
Begitu pementasan berakhir, tepuk tangan panjang menggema. Banyak penonton yang enggan beranjak, masih larut dalam cerita dan mencoba menata ulang perasaan yang mereka alami. (ade)
