RADARCIREBON.ID – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i mengunjungi seorang guru honorer di Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Senin, 24, November 2025.
Kunjungan itu membuka mata banyak pihak tentang beratnya perjuangan para pendidik akar rumput yang masih bertahan dengan penghasilan minim.
Guru honorer tersebut bernama Nono Suharyono. Ia merupakan pengajar pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Masholeh Kedung Menjangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Setiap bulan, Nono hanya menerima honor sekitar Rp280 ribu.
Baca Juga:Opsi Study Tour: Boleh Seluruh Jabar atau Hanya CiayumajakuningMengenang Dua Bintang Panggung; Mimi Keni dan Putrinya Nok Ool
Meski jumlah itu jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, semangatnya untuk mendidik anak-anak tidak pernah padam. Nono bahkan tetap berjuang menjadi tulang punggung keluarga. Selain mengajar, ia membuka jasa cuci baju dengan peralatan seadanya di rumahnya.
Kisah keteguhannya semakin relevan di momen peringatan Hari Guru. Nono menjadi potret nyata bahwa masih banyak pejuang pendidikan yang bekerja dalam keterbatasan, namun tetap menyalakan harapan bagi generasi muda.
Kepada Radar Cirebon, Wamenag Romo Muhammad Syafi’i menyampaikan apresiasi mendalam terhadap pengabdian Nono. Ia menegaskan bahwa transformasi ilmu yang dilakukan guru-guru seperti Nono sangat penting bagi kemajuan bangsa.
Romo mengakui bahwa negara belum sepenuhnya mampu memberikan penghargaan yang setimpal karena adanya berbagai persoalan teknis, regulasi, dan kebijakan.
“Tentu informasi tentang kondisi seperti ini belum sampai secara akurat kepada beliau (Presiden Prabowo, red),” katanya.
“Karena itu, kunjungan ini saya harapkan menjadi energi bagi jajaran Kementerian Agama untuk menata layanan pendidikan hingga lapisan paling bawah, demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” sambung Wamenag.
Ia juga meminta agar para pemangku kebijakan di lingkungan Kementerian Agama, mulai dari Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat, hingga Kepala Kemenag Kabupaten/Kota di Jawa Barat menjadikan persoalan kesejahteraan guru sebagai perhatian serius.
Baca Juga:Meriahnya Memayu Buyut Trusmi, Ribuan warga memadati jalur panturaTitah KDM Masih Berlaku, Tak Ada Study Tour, Klaim Wisata Jawa Barat Aman
“Saya telah meminta Kanwil dan Kemenag Kabupaten dan Kota untuk melakukan penataan terhadap guru-guru yang belum lulus PPPK dan PPG agar mereka bisa mendapatkan honor minimal di atas Rp2 juta,” tegasnya.
