Kemeriahan Ider-ideran Buyut Trusmi Cirebon, Ada Replika Sosok Nyi Rara Tepasan

ider ideran buyut trusmi
Kemeriahan Ider-ideran Buyut Trusmi Cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Pagi itu, Minggu, 23, November 2025, suasana di sepanjang jalur Pantura Cirebon terasa berbeda. Ribuan warga dari Kecamatan Plered hingga kawasan sekitarnya tumpah ruah ke jalanan sejak pukul 05.00 WIB.

Suasana penuh warna dan dentuman musik mengiringi langkah kaki para peserta tradisi tahunan Memayu atau Ider-ideran Buyut Trusmi.

Di tengah lautan manusia yang begitu antusias, tampak satu atraksi yang mencuri perhatian yakni ogoh-ogoh replika sosok Nyi Rara Tepasan, istri Sunan Gunung Jati yang dikenal sebagai cucu raja Majapahit.

Baca Juga:Identitas Warga yang Tewas Tertemper Kereta Api Harina di Kanci Kulon CirebonKonflik Keraton Solo, Ada 16 Paugeran untuk Duduki Tahta Raja Kasunanan, Jadi Ganjalan Purbaya

Karya seni megah itu dibawa oleh para pemuda Desa Gesik, Kecamatan Tengah Tani, yang kembali ikut serta memeriahkan tradisi sakral masyarakat Cirebon.

Ogoh-ogoh tersebut bukan hanya menjadi tontonan menarik bagi warga, tapi juga menyiratkan nilai sejarah dan budaya yang kental. Banyak masyarakat yang terpukau dan tak henti mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponsel mereka.

Rolies Imelda, perwakilan pemuda Desa Gesik, mengatakan bahwa keterlibatan mereka merupakan bentuk cinta terhadap budaya warisan leluhur.

“Intinya warga Desa Gesik sangat antusias ikut memeriahkan acara Memayu Buyut Trusmi. Tujuannya adalah untuk melestarikan adat budaya,” ujarnya kepada RadarCirebon.Com, Senin (24/11/2025).

Tak sekadar menampilkan ogoh-ogoh, pemuda Desa Gesik juga menyisipkan unsur seni pertunjukan yang sarat makna. Rolies menjelaskan bahwa mereka menggabungkan filosofi pewayangan dengan perpaduan tarian Jawa dan Sunda.

“Kami terinspirasi dari tari Baksa yang ada di Trusmi, menggunakan tombak sebagai simbol. Musik Sunda kami pilih karena Nyi Rara Tepasan memiliki darah Sunda dan Jawa. Itu menjadi ciri khas dalam karya kami tahun ini,” jelasnya.

Keikutsertaan pemuda Desa Gesik seakan menjadi pengingat bahwa tradisi bukan hanya warisan masa lalu, tetapi ruang bagi generasi sekarang untuk berkreativitas dan menjaga identitas budaya tetap hidup.

Baca Juga:Konflik Keraton Solo, Ada 16 Paugeran untuk Duduki Tahta Raja Kasunanan, Jadi Ganjalan PurbayaDitunjuk Dedi Mulyadi, Helmy Yahya Batal Jadi Komisaris Bank BJB karena Ada Novum di OJK

Dengan semangat kolaboratif antara sejarah dan seni, kehadiran ogoh-ogoh Desa Gesik tahun ini ikut menambahkan warna yang semakin memperindah perayaan Memayu Buyut Trusmi, sebuah ritual yang terus mengikat masyarakat Cirebon dengan akar budayanya.(rdh)

0 Komentar