Di tengah hiruk-pikuk proses pengolahan, ada satu bayangan masalah yang terus menghantui: limbah cangkang kerang. Setiap hari, tumpukan kulit kerang bisa mencapai beberapa ton. “Banyaknya limbah kerang membuat pengelolaannya menjadi tantangan tersendiri,” ujar Latipa.
Pemerintah desa tidak tinggal diam. Berbagai terobosan dicoba, mulai dari mengolah cangkang menjadi tepung pakan ikan, pupuk tanaman, hingga bahan baku kerupuk. Di atas kertas, semua ide itu tampak menjanjikan. Namun kenyataannya, biaya produksi yang tinggi, minimnya teknologi, dan standar kualitas yang belum terpenuhi membuat inovasi inovasi itu belum berjalan mulus.
Meski demikian, harapan tetap menyala. Latipa optimistis bahwa limbah cangkang dapat menjadi peluang usaha baru jika dikelola dengan lebih serius. Ia membayangkan suatu saat Desa Muara tak hanya dikenal sebagai sentra kerang ijo, tetapi juga desa inovatif yang mampu mengubah limbah menjadi produk bernilai. “Kami ingin masalah ini betul-betul selesai, sekaligus membuka pintu rezeki baru untuk warga,” tandasnya. (*)