Anggaran Rutilahu di Jabar Dipotong, Rumah yang Ditangani Turun Drastis

Anggaran Rutilahu di jabar dipangkas
Program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) bakal dilanjutkan Pemprov Jabar di 2026. Tapi miris, jumlah unit yang digarap bakal berkurang. Ilustrasi: Eep/Radar Cirebon
0 Komentar

ADA 3.049 UNIT DI KOTA CIREBON

Sementara itu, jumlah rutilahu di Kota Cirebon masih tergolong tinggi. Berdasarkan data terbaru, terdapat 3.049 unit rutilahu yang tersebar di seluruh wilayah kota.

Hal itu diakui Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Cirebon Wandi Sofyan SSTP. “Totalnya tercatat 3.049 unit,” ujarnya kepada Radar Cirebon, Jumat (28/11/2025).

Wandi menjelaskan, program perbaikan rutilahu tahun 2025 bersumber dari beberapa anggaran. Seperti APBD Kota Cirebon sebanyak 162 unit, terbagi dalam dua tahap. Yakni tahap 1 sebanyak 117 unit dan tahap 2 sebanyak 45 unit.

Baca Juga:Siswi SMP di Cirebon Jadi Korban Tindakan Asusila, Ketahuan dari Chat WAResmi Dilantik Walikota, 49 Orang Kena Mutasi

Kemudian dari APBD Provinsi Jabar untuk perbaikan 60 unit, BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) untuk 49 unit, serta CSR dari Budha Tzu Chi untuk 20 unit.

Menurut Wandi, masih tersisa 3.049 unit untuk ditangani pada tahun anggaran 2026-2029. Ketika ditanya berapa unit yang akan direhabilitasi pada 2026, ia mengaku belum bisa memastikan. “Tahun 2026 nanti kita update lagi, karena ada penambahan usulan dari pokok-pokok pikiran (pokir) maupun proposal masyarakat,” jelasnya.

HAMPIR 30 TAHUN TAK TERSENTUH

Sebuah rumah di RW 17 Kriyan Barat, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, berdiri dalam kondisi memprihatinkan. Hampir tiga dekade. Tanpa perbaikan. Tanpa pendataan. Tanpa perhatian.

Rumah itu milik Adil, 65 tahun. Seorang pencari barang bekas yang setiap hari menyusuri lorong-lorong kota dengan penghasilan rata-rata Rp25 ribu. Tak tentu. Kadang kurang. Kadang tak ada. Ia tinggal bersama istrinya, Kasni, yang sehari-hari berjualan gorengan. Juga anak, menantu, dan cucu-cucunya. Mereka menghuni tiga sekat bangunan yang terus melemah dimakan usia.

Adil menempati rumah itu sejak 1996. Saat itu bangunan masih lebih baik. Tidak bagus, tapi layak. Dua puluh sembilan tahun berlalu, kondisinya terus merosot. Dan selama itu pula, tak sekalipun rumah ini tersentuh program perbaikan rutilahu. “Belum pernah ada pendataan untuk perbaikan rumah,” kata Adil, Kamis (27/11/2025).

Ia mengaku yang justru datang adalah orang-orang partai politik saat musim pemilu. Mereka datang, melihat, mengambil foto kondisi bangunan, lalu pergi begitu saja. “Tidak pernah ada kabar apa-apa,” katanya.

0 Komentar