RADARCIREBON.ID – Soal pengelolaan budi daya kopi di Aceh Tengah, tak perlu diragukan lagi. Hal itu pula yang mendorong Bank Indonesia (BI) mengajak beberapa belajar untuk belajar kopi di sana.
Di antaranya yang diajak oleh BI itu adalah 3 pejabat dari Kabupaten Kuningan. Mereka adalah Kadis Pertanian Wahyu Hidayah, Kepala Bappeda Purwadi Hasan Darsono dan Kabag Perekonomian Tatiek Ratna Mustika.
Hanya saja, ketika 3 pejabat itu berada di Aceh Tengah, daerah itu dilanda bencana banjir besar. Hal tersebut membuat mereka terisolasi, dan dalam beberapa hari komunikasi terputus.
Baca Juga:KDM – PT KAI Jalin Kerjasama, Bakal Ada Kereta Api Tani Mukti Rute Cirebon – JakartaPasca Tawuran Konten, Pemuda Desa Purwawinangun – Muara Mediasi di Polsek Kapetakan, Sepakat Damai
Seperti diketahui, banjir besar yang dipicu oleh hujan deras pada Senin, 24 November 2024, menyebabkan banjir bandang. Bencana itu membuat Kabupaten Aceh Tengah terisolir, sejak Rabu 26 November 2025.
Jalur transportasi dari dan menuju ke kabupaten tersebut putus dari semua penjuru. Jembatan tak bisa dilalui dan jalanan amblas dibenam longsor. Termasuk di ruas utama Bireuen-Takengon.
Ada laporan yang menyebutkan jika warga di kabupaten tersebut mulai resah. Mereka bukan saja terisolasi, tapi juga sudah mengalami krisis makanan, BBM, listrik dan komunikasi seluler.
“Gelap. Lampu padam di mana mana. Di pusat ibu kota Aceh Tengah, Takengon, hanya lingkungan Kantor Bupati dan DPRK Aceh Tengah yang terang,” ungkap Idrus Saputra, mantan Reje Paya Tumpi Baru, seperti ditulis di linimasa Facebook.
Lalu apa hebatnya Aceh Tengah dalam hal pengelolaan budi daya kopi? Salah satu yang terhebat adalah Program Waqaf Produktif Penanam Kopi. Seperti yang baru-baru ini diluncurkan oleh Bupati Aceh Tengah, Drs Haili Yoga MSi. Program itu diinisiasi oleh IAIN Takengon. Berlangsung di lahan produktif milik kampus IAIN Takengon, Kampung Mongal, Kecamatan Bebesen, Kamis 20 November 2025.
Bupati menanam langsung bibit kopi, sebagai simbol dimulainya gerakan wakaf produktif berbasis perkebunan kopi. Dalam program itu pada tahap awal, 1.500 bibit kopi ditanam.
Program inovasi wakaf produktif IAIN Takengon ini menargetkan penanaman hingga 6.000 batang kopi secara bertahap.
Baca Juga:Lolos dari Hukuman, Prabowo Rehabilitasi 3 Mantan Direksi ASDP Termasuk Ira PuspadewiIdentitas Warga yang Tewas Tertemper Kereta Api Harina di Kanci Kulon Cirebon
“Salah satu program Kementerian Agama adalah menciptakan wakaf produktif, dan IAIN Takengon telah mewujudkannya melalui Waqaf Bergema, Ummat Sejahtera,” ungkap Bupati.
