Tetapi, ternyata Harrison tidak bersedia dengan agenda tersebut. “Kita boleh berdebat. Saya tidak pernah menolak dikritik sekeras apapun. Bahkan saya pernah didemo sampai 72 hari, gak soal,” ucapnya.
Rupanya ada skenario lain. Pertemuan itu, dia (Harrison Ford) minta tertutup dan ini buat film.
“Saya nggak diberitahu untuk dibuat film. Saya kira ini buat diskusi. Ternyata kan buat film. Kalau buat film kan beliau aktornya. Dia hero-nya, saya penjahatnya,” bebernya.
Baca Juga:KDM – PT KAI Jalin Kerjasama, Bakal Ada Kereta Api Tani Mukti Rute Cirebon – JakartaPasca Tawuran Konten, Pemuda Desa Purwawinangun – Muara Mediasi di Polsek Kapetakan, Sepakat Damai
Zulhas mengaku baru tahu bahwa pertemuan tersebut dibuat menjadi film setelah jadi dan ditayangkan.
“Saya baru tahu setelah jadi. Ternyata itu hanya untuk film saja, adegan 3 menit, 4 menit sudah. 5 menit lah,” ungkapnya.
Dijelaskan dia bahwa memang Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau itu taman nasional. Tapi Ada 20 ribu orang merambah masuk. Sudah jadi kebun sawit.
Harrison menanyakan, kenapa kamu enak-enak duduk di sini? Sementara hutan taman nasionalnya itu rusak. Kenapa nggak kamu tangkap?
“Coba bayangkan, menangkap 20 ribu orang bagaimana caranya? Nangkap 2 orang saja, demonya bisa 72 hari. Saya katakan, bung ini bukan Amerika. Ini Indonesia yang baru melaksanakan reformasi. Eh dia nggak terima, terus dia pergi. Rupanya ini shooting film,” paparnya.
Wawancara dengan Najwa Shihab dapat disaksikan di sini: https://www.youtube.com/watch?v=RBWUgvo-Doc
Sementara Video lengkap dari tayangan Harrison Ford tersebut merupakan bagian dari The Years Project dengan judul” Harrison Ford Learns How Palm Oil is Linked to Deforestation.
Baca Juga:Lolos dari Hukuman, Prabowo Rehabilitasi 3 Mantan Direksi ASDP Termasuk Ira PuspadewiIdentitas Warga yang Tewas Tertemper Kereta Api Harina di Kanci Kulon Cirebon
Video tersebut dapat disaksikan di sini: https://www.youtube.com/watch?v=54dmDQsSqrU
Dalam tayangan itu, disebutkan bahwa Taman Nasional Tesso Nilo seharusnya mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Tetapi justru diserang deforestasi dari industri kelapa sawit.
Harrison juga mempertanyakan, berapa luas lahan hutan yang tersisa dan didapatkan fakta bahwa pada 2017 hanya tersisa 18 ribu hektare.
Dia juga mempertanyakan apakah Kementerian Kehutanan bertanggung jawab atas kebijakan tersebut?
“Ini tidak bisa dipercaya. Saya tidak sabar untuk bertemu menteri kehutanan,” tegasnya, setelah melihat kerusakan hutan di wilayah tersebut.
