RADARCIREBON.ID- Kondisi rumah Rusmini (66) di RT 04 RW 17, Kriyan Barat, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, sangat memprihatinkan. Janda satu anak ini luput dari perhatian pemerintah kota, provinsi, hingga pusat. Tak hanya rutilahu, ia juga tak tersentuh bantuan sosial.
Ya, fakta di lapangan berbicara banyak. Atap rumah Rusmini rusak parah. Plafon di ruang tengah. Tripleks berwarna putih itu sudah jebol menganga. Kayu rangka atap terekspos jelas. Bekas rembesan air menghitam di sekeliling lubang tersebut. Genting-genting di atasnya pun tak lagi rapat. Sinar matahari dan air hujan leluasa masuk.
Kondisi dinding tak kalah buruk. Tembok yang dicat merah muda dan putih itu sudah “telanjang”. Lapisan semennya mengelupas. Struktur bangunan tahun 1980-an itu tampak ringkih.
Baca Juga:Siswi SMP di Cirebon Jadi Korban Tindakan Asusila, Ketahuan dari Chat WAResmi Dilantik Walikota, 49 Orang Kena Mutasi
Di tengah ruangan, sebuah dipan kayu tua menjadi tempat penampungan barang. Bukan kasur yang terlihat. Melainkan tumpukan keranjang bambu, kardus bekas air mineral dan kantong-kantong plastik berisi pakaian.
Barang-barang itu ditumpuk di sana demi menghindari lantai yang basah atau debu reruntuhan atap. “Saya sedih sendiri kalau sedang hujan tuh,” ujar Rusmini kepada Radar Cirebon, Kamis (27/11/2025).
Saat gerimis turun, Rusmini sibuk bukan main. Ia harus meletakkan ember di berbagai titik bocor. Sudah bertahun-tahun kondisi ini dibiarkan. Ia tak punya biaya. Sehari-hari, Rusmini hanya berjualan pakaian bekas di Pasar Talang, Kota Cirebon.
Ia berangkat pukul 06.00 WIB dan pulang pukul 13.00 WIB. Penghasilannya hanya cukup untuk makan. Tidak ada sisa untuk merenovasi rumah. Suaminya sudah meninggal 15 tahun lalu. Anaknya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah.
Ironisnya, Rusmini mengaku tidak terdaftar sebagai penerima bantuan apapun. Baik bantuan sosial (bansos) maupun program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu). Padahal, pihak RT setempat sudah bergerak. Pengurus RT mengaku sudah beberapa kali mengajukan nama Rusmini.
Pengajuan dikirim ke pihak Kelurahan Pegambiran hingga ke dinas sosial. Hasilnya nol. Tidak ada kejelasan. Tidak ada respons. Hingga berita ini ditulis, belum pernah ada petugas yang datang melakukan pendataan atau verifikasi faktual terkait kondisi rumah Rusmini. Harapan Rusmini sederhana. Ia ingin pemerintah hadir. “Saya tuh usul aja ke Pak RT, minta tolong diperbaiki,” ucapnya, lirih. (ade)
