Banjir Ancaman Terbesar, Ada 160 Kejadian Bencana di Cirebon dari Januari-November 2025

BPBD Kabupaten Cirebon
SIAGA BENCANA: Kepala BPBD Kabupaten Cirebon Ikin Asikin mengungkapkan potensi bencana alam dan langkah-langkah antisipasinya, kemarin. Foto: SAMSUL HUDA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mengungkap, terdapat sembilan potensi bencana yang perlu mendapat kewaspadaan serius.

Mulai dari banjir, tanah longsor, rob, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan Gunung Ciremai, banjir bandang hingga gempa bumi.

Hal itu disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin kepada Radar Cirebon saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Baca Juga:Arsenal Datangkan Dua Wonderkid Kembar Ekuador, Edwin dan Holger Quintero, Ini KisahnyaPrediksi Liverpool vs Sunderland 4 Desember 2025

Lebih lanjut, diungkapkan Ikin, ada empat jenis bencana menjadi ancaman atau bahaya terbesar dan membutuhkan perhatian khusus, yakni banjir, cuaca ekstrem, longsor, serta kebakaran hutan dan lahan.

“Sejak Januari hingga akhir November tahun ini saja, telah terjadi sekitar 160 kejadian bencana di Kabupaten Cirebon. Dampaknya dirasakan di sekitar 100 desa dan 151 desa terdampak,” ungkap Ikin, Rabu (3/12).

Menurutnya, dari kejadian tersebut, tercatat sekitar 8.000 unit rumah terendam banjir, 4 unit rumah rusak berat, 100 unit mengalami rusak ringan, serta 65 rumah ibadah terdampak. Totalnya, lebih dari 20 ribu kepala keluarga atau 50 ribu warga ikut terdampak.

“Memang yang paling parah bencana di Kabupaten Cirebon itu adalah banjir. Ini karena kiriman air dari hulu serta sedimentasi Sungai Ciberes yang cukup tinggi,” ungkapnya.

Ikin mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak BBWS, untuk mencari solusi penanggulan masalah banjir, khususnya di Cirebon Timur.

Pihak BBWS juga sudah melakukan normalisasi sungai cisanggarung, namun belum bisa optimal.

Sedangkan, Pemkab Cirebon sedang berupaya melakukan pengerukan Sungai Ciberes. “Kita juga harus melakukan normalisasi di Kali Pembuang Lebak Putat dan Kali Pembuang Lebak Lamaran. Sedimentasinya sudah sangat tinggi. Jadi tidak bisa menampung debit air saat curah hujan tinggi,” paparnya.

Baca Juga:Percepatan Pengolahan Lahan, Indramayu Terima Bantuan Alsintan T4 dan T2 dari KementerianPebiliar Kota Cirebon Willy Wiralesmana Raih Emas di Kejurnas POBSI 2025

Ikin menambahkan, dari hasil asesmen yang sudah dilakukan, BPBD Kabupaten Cirebon mengeluarkan rekomendasi, untuk penanggulang bencana banjir.

Rekomendasi itu adalah, penerapan sumur resapan dan biopori serta membangun kerjasama lintas wilayah.

Di samping itu, perlu membangun sodetan di Kawasan DAS padat penduduk, termsuk membangun DAM untuk mengendalikan debit air.

“Kita juga sedang kerja sama lintas batas. Ini untuk pengembangan sistem pengelolaan dan pemantauan area hulu DAS. Tujuannya untuk mendeteksi dan pencegahan bencana banjir. Karena dari sembilan potensi bencana, yang paling parah ya bencana banjir,” pungkasnya. (sam)

0 Komentar