Suluk Iwak Telu Sirah Sanunggal, Naskah Tarekat Syatiriah di Cirebon, Dilestarikan dalam Seni Batik

tarekat sathariyah cirebon
Pada abad ke-19, gerakan tarekat berkembang pesat di beberapa wilayah Indonesia. Salah satunya di Cirebon, Jawa Barat. Foto: Tangkapan layar - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Pada abad ke-19, gerakan tarekat berkembang pesat di beberapa wilayah Indonesia. Salah satunya di Cirebon, Jawa Barat.

Khusus di Cirebon, corak tarekat yang berkembang adalah Syatariyah Muhammadiyah. Corak tersebut merupakan pengembangan ajaran tarekat Syatariyah di Nusantara. Tarekat ini berkembang pesat terutama di lingkungan keraton.

Di antara ajaran tarekat Syatariyah di Cirebon, ada suluk yang sangat terkenal. Namanya suluk Iwak Telu Sirah Sanunggal. Yang berarti tiga ikan satu kepala.

Baca Juga:KDM – PT KAI Jalin Kerjasama, Bakal Ada Kereta Api Tani Mukti Rute Cirebon – JakartaPasca Tawuran Konten, Pemuda Desa Purwawinangun – Muara Mediasi di Polsek Kapetakan, Sepakat Damai

Bahkan corak tersebut juga dijadikan motif batik. Namanya motif batik Trimina. Jika diartikan secara umum adalah motif tiga ikan dengan satu kepala.

Soal suluk Iwak Telu Sirah Sanunggal, pernah ditulis oleh Mahrus eL-Mawa dari Pusat Kajian Cirebon (Cirebon Studies); Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

Tulisan itu dia beri judul “Suluk Iwak Telu Sirah Sanunggal: Dalam Naskah Syattariyah wa Muhammadiyah di Cirebon”.

Diungkapkannya, salah satu corak tarekat Syatariyah di Cirebon adalah “Syatariyah Muhammadiyah”. Corak tarekat Syatariyah itu merupakan salah satu pengembangan ajaran tarekat Syatariyah di Nusantara pada abad ke-19. Tarekat ini berkembang terutama di lingkungan keraton Cirebon.

Disebutkan, naskah “Syatariyah wa Muhammadiyah” (SWM) di Cirebon, juga terungkap silsilah dan ajaran-ajarannya. Naskah SWM itu ditulis berbahasa Jawa dialek Cirebon dengan aksara pegon.

Menurut Mahrus, salah satu ajaran tarekat SWM di Cirebon adalah suluk “Iwak Telu Sirah Sanunggal. Atau tiga ikan dengan satu kepala. “Sebuah ajaran suluk Syatariyah dari ilustrasi ikan dengan satu kepala dan tiga tubuh,” tulisannya.

Diuraikannya, satu kepala berada di tengah dan tiga ikan itu membentuk segitiga. Seperti simbol tiga berlian dalam merek perusahaan otomotif Mitsubishi.

Baca Juga:Lolos dari Hukuman, Prabowo Rehabilitasi 3 Mantan Direksi ASDP Termasuk Ira PuspadewiIdentitas Warga yang Tewas Tertemper Kereta Api Harina di Kanci Kulon Cirebon

Dalam naskah tersebut juga dijelaskan soal silsilah guru dan murid dalam tarekat SWM. Dalam teks SWM terdapat perbedaan dengan silsilah tarekat Syatariyah di Jawa yang dikenal selama ini.

Silsilah itu, tambahnya, melalui tokoh Abdullah bin Abdul Qahhar. Hal itu berbeda dengan silsilah yang beredar selama ini, yaitu Abdul Muhyi Pamijahan murid dari Abdurrauf as-Singkili.

0 Komentar