Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin, menegaskan ada empat jenis bencana menjadi ancaman terbesar dan membutuhkan perhatian khusus, yakni banjir, cuaca ekstrem, longsor, serta kebakaran hutan dan lahan.
“Sejak Januari hingga akhir November tahun ini saja, telah terjadi sekitar 160 kejadian bencana di Kabupaten Cirebon. Dampaknya dirasakan di sekitar 100 desa dan 151 desa terdampak,” ungkap Ikin, Rabu (3/12/2025).
Menurutnya, dari kejadian-kejadian tersebut, tercatat sekitar 8.000 unit rumah terendam banjir, 4 unit rumah rusak berat, 100 unit mengalami rusak ringan, serta 65 rumah ibadah terdampak. Totalnya, lebih dari 20 ribu kepala keluarga atau 50 ribu warga ikut terdampak. “Memang yang paling parah bencana di Kabupaten Cirebon itu adalah banjir. Ini karena kiriman air dari hulu serta sedimentasi sungai ciberes yang cukup tinggi,” ungkapnya.
Baca Juga:Sinergi Tingkatkan Pengelolaan Sarpras OlahragaFormasi 2026 Terbatas, Puluhan Orang Berebut Tiket Petugas Haji
Ikin mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak BBWS, untuk mencari solusi penanggulan masalah banjir, khususnya di Cirebon timur. Pihak BBWS juga sudah melakukan normalisasi sungai cisanggarung, namun belum bisa optimal.
Sedangkan Pemkab Cirebon sedang berupaya melakukan pengerukan sungai ciberes. “Kita juga harus melakukan normalisasidi kali pembuang lebak putat dan kali pembuang lebak lamaran. Sedimentasinya sudah sangat tinggi. Jadi tidak bisa menampung debit air saat curah hujan tinggi,” paparnya.
Ikin menambahkan, dari hasil assesment yang sudah dilakukan, BPBD Kabupaten Cirebon mengeluarkan rekomendasi, untuk penanggulang bencana banjir. Rekomendasi itu adalah, penerapan sumur resapan dan biopori serta membangun kerjasama lintas wilayah.
Di samping itu perlu membangun sodetan dikawasan DAS padat penduduk, termsuk membangun DAM untuk mengendalikan debit air. “Kita juga sedang kerjasama lintas batas. Ini untuk pengembangan sistim pengelolaan dan pemantauan area hulu DAS. Tujuannya untuk mendeteksi dan pencegahan bencana banjir. Karena dari sembilan potensi bencana, yang paling parah ya bencana banjir,” pungkasnya. (ade/sam)
