Prodi Kesmas UBHI Cirebon Gelar Seminar 

Universitas Bhakti Husada Indonesia Ciremai
SUKSES: Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Kampus Pengembangan Universitas Bhakti Husada Indonesia (UBHI) Ciremai sukses melaksanakan Seminar Profesi Promosi Kesehatan 2025, Sabtu (6/12/2025). FOTO: ADE GUSTIANA // RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Kampus Pengembangan Universitas Bhakti Husada Indonesia (UBHI) Ciremai menggelar Seminar Profesi Promosi Kesehatan 2025.

Tema yang diangkat, “Tantangan dan Solusi Pemanfaatan Artificial Intelligence dalam Perilaku Self-Diagnosis Kesehatan Reproduksi pada Generasi Z di Era Digital.”

Kegiatan yang diikuti lebih dari 170 peserta tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Dosen Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat UBHI, Dr Esty Febriani MKes, dan Guru Besar Universitas Airlangga, Prof Ira Nurmala SKM MPH PhD.

Baca Juga:Tingkatkan Prestasi Olahraga Pelajar di Kota CirebonMelalui Seni Budaya, Mas Jun Menyapa wong Cerbon

Dalam paparannya, Dr Esty menjelaskan bahwa Generasi Z merupakan kelompok digital native yang mengandalkan internet untuk hampir seluruh kebutuhan informasinya.

Mayoritas remaja, kata dia, mencari informasi kesehatan reproduksi melalui Google, TikTok, influencer, dan aplikasi AI, sementara hanya sedikit yang berkonsultasi langsung kepada tenaga kesehatan.

“Kondisi ini membuat Gen Z rentan terhadap misinformasi, bias algoritma, dan salah diagnosis,” ujar Dr Esty, Sabtu (6/12/2025).

Ia menekankan pentingnya literasi kesehatan reproduksi, pendampingan keluarga, serta keberanian remaja untuk memverifikasi informasi kepada tenaga kesehatan agar tidak terjebak pada sumber yang menyesatkan.

Sementara itu, Prof Ira Nurmala menilai AI memiliki potensi besar dalam mendukung inovasi promosi kesehatan, mulai dari chatbot, konten edukasi kreatif, hingga aplikasi pemantau kesehatan.

Namun, menurutnya, teknologi tersebut tetap menyimpan risiko, seperti bias algoritma, ketidakakuratan data, hallucination sistem, serta ancaman terhadap privasi data sensitif.

Di bidang kesehatan, kesalahan informasi yang dihasilkan AI dapat berujung pada dampak serius sehingga diperlukan regulasi, tata kelola, dan validasi yang ketat.

Baca Juga:Specia Gaming Hall Hadir di Kota CirebonKuliah Umum Hakordia UIN Siber Syekh Nurjati

Prof Ira juga menekankan bahwa promosi kesehatan di era digital menuntut strategi komunikasi yang berfokus pada nilai, pendekatan kreatif, serta kolaborasi lintas profesi. Generasi Z, ujarnya, merupakan kelompok kritis yang tidak menyukai gaya komunikasi menggurui. Karena itu, pesan kesehatan harus dikemas dengan storytelling, visual yang kuat, dan dilandasi referensi ilmiah yang jelas.

Ia berharap mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat UBHI mampu menjadi health content creator yang kredibel, menguasai teknologi, namun tetap menjunjung tinggi etika kesehatan dan prinsip berbasis bukti.

0 Komentar