RADARCIREBON.ID – Tol Cisumdawu sedang tidak baik-baik saja. Bendung Cihamerang itu mengancam struktur tanah di jalan tol yang menghubungkan Bandung – Majalengka tersebut.
Bahkan, saluran air yang tertutup material disposal pembangunan tol yang melintasi Kabupaten Sumedang itu, membuat ketinggian air di Cihamerang naik setinggi 30 meter.
Bendung Cihamerang berada di Blok Cipicung, Dusun Cihamerang, Desa Sukasirnarasa, Kecamatan Rancakalong, Sumedang. Bendungan ini terbentuk akibat saluran air tersumbat akibat tanah buangan atau disposal proyek tol Cisumdawu
Baca Juga:KDM Siap Jemput 45 Warga Jabar yang Terjebak Banjir AcehKDM – PT KAI Jalin Kerjasama, Bakal Ada Kereta Api Tani Mukti Rute Cirebon – Jakarta
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengkhawatirkan kondisi tersebut. Karena pihak PT Karya Jabar Tol (CKJT) tak kunjung menangani, maka pihaknya pun langsung turun tangan mengambil tindakan.
Bupati Dony bersama Forkominda Sumedang dan beberapa instansi teknis, segera mengeringkan bendungan tersebut. Sebab jika dibiarkan, potensi pergerakan tanah dan longsor bisa mengancam struktur Tol Cisumdawu dan pemukiman warga.
Menurut Dony, kondisi tersebut tak bisa dibiarkan. Karena alasan ketidakmampuan perusahaan pengelola tol itu, maka Dony didukung oleh Forkominda melakukan langkah darurat.
“Kita belum tahu pasti apa yang terjadi di bawah. Belum ada ahli yang meneliti langsung,” kata Bupati Sumedang itu.
Menurut Dony, Bendung Cihamerang terbentuk akibat saluran air yang tertutup material disposal pembangunan Tol Cisumdawu.
Bendungan setinggi 30 meter dengan genangan mencapai 8 hektare ini, dia nilai, berisiko tinggi terhadap keselamatan. Apalagi ada permukiman di bagian atas lokasi yang mulai menunjukkan potensi rawan longsor.
Kekhawatiran utama, tandasnya adalah air terus mencari celah. Air itu bisa membentuk rongga-rongga baru yang berpotensi memicu longsoran besar.
Baca Juga:Pasca Tawuran Konten, Pemuda Desa Purwawinangun – Muara Mediasi di Polsek Kapetakan, Sepakat DamaiLolos dari Hukuman, Prabowo Rehabilitasi 3 Mantan Direksi ASDP Termasuk Ira Puspadewi
Dony pun melakukan pengeringan bertahap dengan prinsip kehati-hatian. Penanganan Bendung Cihamerang diputuskan melalui rapat koordinasi bersama Forkopimda, BPJN, BBWS, CKJT, PUTR Provinsi Jabar, dan ahli geoteknik.
Penanganan harus dilakukan secara kolektif dengan prinsip kehati-hatian. “Yang paling utama, kita ingin memastikan keselamatan warga,” tegas Bupati Dony.
Selain perbaikan bendungan, pihaknya juga akan dilakukan penataan lahan, dan pembebasan lahan terdampak.
“Ini kerja bersama. Pemerintah daerah, Balai Besar, ahli geoteknik, dan pengelola jalan tol semua harus bergerak. Kita tidak ingin terjadi kejadian yang lebih besar karena terlambat bertindak,” tambah Bupati.
