Lewat Program CERDIK, Dosen Polindra Pandu Siswa SMP Nurul Halim Cegah Gagal Ginjal Kronis

Pencegahan Gagal Ginjal Kronis pada Remaja
PENGABDIAN: Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan mahasiswa Polindra Indramayu dengan tema, “Pencegahan Gagal Ginjal Kronis pada Remaja”, dilaksanakan di SMP Nurul Halim Widasari, Rabu (17/12). Foto: IST / RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU – Kasus gagal ginjal kronis (GGK) di Indonesia kian mengkhawatirkan. Data Kementerian Kesehatan tahun 2022 mencatat, penyakit ginjal menempati peringkat ke-10 penyebab kematian di Indonesia dengan angka mencapai sekitar 42 ribu jiwa per tahun. Ironisnya, tingginya konsumsi makanan ultra-proses (ultra processed food/UPF) dan minuman manis di kalangan remaja, menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya risiko penyakit tersebut.

Fenomena ini juga terlihat di SMP Nurul Halim Widasari, Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil observasi, para siswa terbiasa mengonsumsi jajanan ultra-proses, minuman manis, serta makanan cepat saji yang banyak dijajakan di sekitar lingkungan sekolah. Bahkan, pihak sekolah mengungkapkan bahwa pada tahun lalu, seorang siswa kelas IX meninggal dunia akibat gagal ginjal kronis.

Melihat kondisi tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) melaksanakan program bertajuk “Upaya Pencegahan Gagal Ginjal Kronis (GGK) pada Remaja”.

Baca Juga:Perkuat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Dosen Polindra Dampingi Kader Posyandu BabadanKecelakaan Laut Kembali Terjadi, 10 ABK Dilaporkan Hilang, 8 Selamat

Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Nurul Halim dengan menyasar siswa kelas VII hingga IX sebagai peserta utama. Program tersebut berfokus pada edukasi gaya hidup sehat melalui penerapan CERDIK, akronim dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

Salah satu dosen Polindra yang tergabung dalam tim Pengabdian kepada Masyarakat, Sukma Diani Putri SPd MBiomed menjelaskan bahwa CERDIK merupakan panduan gaya hidup sehat yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan untuk menekan angka penyakit tidak menular, termasuk gagal ginjal kronis.

Selain itu, siswa juga mendapatkan edukasi mengenai GGK melalui penjelasan interaktif terkait fungsi ginjal, bahaya konsumsi makanan ultra-proses, serta tanda-tanda awal penyakit ginjal. Metode penyampaian dibuat bervariasi agar mudah dipahami, mulai dari ceramah, diskusi kelompok, permainan edukatif, pemutaran video, hingga pemeriksaan kadar gula darah.

“Kami ingin membentuk kesadaran sejak dini bahwa kesehatan ginjal harus dijaga melalui pola makan yang lebih bijak. Anak-anak perlu memahami bahwa jajanan instan yang terlihat menarik justru bisa menjadi bumerang bagi kesehatan tubuh mereka,” ujar Sukma, Rabu (17/12/2025).

0 Komentar