INDRAMAYU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu mengajukan konsep pembangunan rumah susun sebagai solusi relokasi warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur yang terdampak banjir rob. Usulan tersebut disampaikan Bupati Indramayu Lucky Hakim kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dengan pertimbangan keterbatasan lahan di wilayah pesisir.
Gagasan itu disampaikan Lucky saat mendampingi Dedi Mulyadi dalam dialog bersama warga di Kantor Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Kamis 18 Desember 2025. Pertemuan tersebut membahas rencana pemindahan sementara warga, yang selama ini bermukim di bantaran sungai.
Dedi Mulyadi merespons positif usulan tersebut dan langsung menyatakan kesediaannya. Ia bahkan menyebut konsep rumah susun itu sebagai “apartemen nelayan”. “Bisa, siapkan lahannya, nanti kita bangun rumah susun,” ujar Dedi di hadapan warga.
Baca Juga:Pelatih Asal Korea Selatan Pimpin Persebaya, Debut Kontra Borneo FC di GBTKabar Baik untuk Fans! FIFA Rilis Tiket Piala Dunia 2026 Mulai Rp1 Jutaan
Selain itu, Dedi juga menyetujui skema pembiayaan bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Indramayu, dengan kontribusi anggaran lebih besar dari Pemprov Jabar. Kesepakatan tersebut disambut antusias warga yang hadir.
Dedi menjelaskan, sedikitnya 207 warga Desa Eretan Wetan yang mendirikan rumah di sepanjang bantaran sungai perlu direlokasi, karena area tersebut akan dibangun tanggul sebagai upaya pengendalian banjir rob.
Untuk penanganan sementara, Pemprov Jabar menyiapkan bantuan sebesar Rp10 juta per orang bagi warga terdampak, sambil menunggu pembangunan kampung nelayan yang direncanakan dimulai pada Maret 2026. “Untuk warga lainnya, jumlahnya sekitar seribu orang, akan kita siapkan apartemen nelayan,” kata Dedi.
Ia menegaskan, baik kampung nelayan maupun rumah susun yang dibangun, nantinya harus tertata, bersih, dan bebas dari kesan kumuh, agar dapat menjadi contoh kawasan permukiman pesisir.
Sementara itu, Lucky Hakim menyampaikan bahwa langkah-langkah penanganan banjir rob di wilayah Eretan Wetan mulai menunjukkan perkembangan. Relokasi warga dilakukan secara bertahap sebagai bagian dari upaya perlindungan kawasan pesisir.
Menurut Lucky, relokasi menjadi langkah strategis yang dilengkapi dengan pembangunan tembok laut, dan tanggul sungai guna mencegah air rob kembali menggenangi permukiman warga.
“Kami terus berkomunikasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, dan manfaatnya sudah bisa kita rasakan sekarang,” ujar Lucky. (han)
