Ekonom Global Prediksi, 2026 Jadi Periode Krisis Terburuk 50 Tahun Terakhir

krisis ekonomi indonesia terulang
Ilustrasi krisis ekonomi.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Prediksi ekonom global ini sungguh mengerikan. Di tahun 2026 mendatang memiliki potensi krisis ekonomi. Bahkan krisis tersebut merupakan yang terburuk dalam 50 tahun terakhir.

Bukan hanya itu, ekonom tersebut juga menyebutkan akibat krisis, hanya sebagian kecil aset yang mampu bertahan. Hal itu akibat tekanan stagflasi global.

Prediksi yang sekaligus peringatan itu datang dari Sri Kumar. Dia adalah Presiden Sri-Kumar Global Strategies. Sebuah lembaga riset ekonomi dan geopolitik berbasis di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga:KDM Siap Jemput 45 Warga Jabar yang Terjebak Banjir AcehKDM – PT KAI Jalin Kerjasama, Bakal Ada Kereta Api Tani Mukti Rute Cirebon – Jakarta

Sri Kumar mengungkapkan hal tersebut dalam wawancara yang ditayangkan di kanal YouTube David Lin pada 19 Desember 2025. Dia memang sering muncul sebagai narasumber di media keuangan global.

Untuk diketahui bersama, Sri Kumar merupakan ekonom senior. Dia kerap memberi pandangan strategis kepada investor institusi, bank sentral, dan korporasi global.

Selain itu dia juga dikenal sebagai risk interpreter dan parket signaler. Dia memiliki latar belakang panjang di bidang ekonomi makro internasional, kebijakan moneter, dan risiko geopolitik.

Dalam wawancara tersebut, dia mengungkapkan jika dunia tengah bergerak menuju stagflasi. Apa itu? Yakni kombinasi inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi. Bahkan kombinasi itu dengan tingkat keparahan yang mengingatkan pada era 1970-an.

Menurutnya, kondisi ini diperkirakan akan memberi tekanan signifikan terhadap perekonomian global. Yang paling terdampak adalah pasar tenaga kerja.

Sri Kumar memperkirakan inflasi pada 2026 akan bertahan di atas 3 persen. Inflasi itu disertai meningkatnya risiko resesi akibat kebijakan tarif perdagangan dan melemahnya permintaan global.

Di pasar keuangan, katanya, kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang mencerminkan ekspektasi investor bahwa inflasi akan tetap tinggi. Walau Federal Reserve mulai memangkas suku bunga jangka pendek.

Baca Juga:Pasca Tawuran Konten, Pemuda Desa Purwawinangun – Muara Mediasi di Polsek Kapetakan, Sepakat DamaiLolos dari Hukuman, Prabowo Rehabilitasi 3 Mantan Direksi ASDP Termasuk Ira Puspadewi

Dia menyebut jika kurva imbal hasil yang menanjak juga berpotensi mendorong kenaikan suku bunga kredit perumahan. Akibat dari itu, menekan belanja konsumen.

Mandat ganda The Fed, menurut penilaian Sri Kumar memiliki tantangan kian besar. Mandat ganda The Fed selain menjaga stabilitas inflasi juga tingkat pengangguran rendah. Hal itu kian sulit dicapai secara bersamaan.

Ketidakpastian meningkat, tandasnya setelah The Fed memberi sinyal kesiapan memangkas suku bunga meski data ketenagakerjaan masih terlihat solid. Alasannya ada keraguan terhadap keakuratan data resmi.

0 Komentar