Biasanya, banjir hanya menyentuh aspal jalan. Hanya numpang lewat. Kini, air masuk ke dalam rumah. Hasan punya analisis sendiri. Ada dua penyebab utama. Pertama, kiriman air dari Kuningan. Kedua, hujan deras di Cirebon yang turun bersamaan. “Efek ganda,” gumamnya.
Hasan kemudian mengajak melihat ke depan perumahan. Ada Sungai Cikalong di sana. Kondisinya memprihatinkan. Pendangkalan terjadi di mana-mana. Dasar sungai naik karena sedimen. Lebar sungai pun sudah menyempit. Sehingga, air tak punya pilihan selain meluap. ​Kondisi serupa dirasakan warga di perkampungan.
Sanadi, seorang security di Griya Kalijaga, menjadi saksi mata saat air mengamuk. “Tahun ini memang lebih parah,” ujar Sanadi. Ia menunjukkan jembatan penghubung utama yang berdekatan dengan situs Petilasan Kalijaga itu. Jembatan yang menghubungkan perumahan ke jalan besar Kalijaga. Saat puncak banjir, jembatan itu hilang. Terendam total. Sisa-sisa debit air yang meluap masih terlihat. Jembatan beton itu kini tampak kotor.
Baca Juga:Cirebon Waspada sampai Pergantian Tahun, Potensi Hujan Lebat Disertai Angin KencangBanjir Cirebon, Sinyal Serius Pengelolaan Lingkungan di Kota dan Kabupaten
Sampah-sampah plastik dan ranting pohon tersangkut di pagar pembatas berwarna oranye. Besi pagar itu menjadi “saringan” sampah yang terbawa arus sungai yang keruh. Warga yang melintas di atas jembatan harus berhati-hati. Jalanan masih licin. Di samping jembatan, aliran sungai tampak berwarna cokelat susu.
Di sisi seberang, sebuah dinding penahan tanah berwarna abu-biru berdiri kaku. Itulah proyek yang diharapkan jadi penyelamat, namun nyatanya belum cukup membendung debit air yang luar biasa.
​Pindah ke RT 08 RW 03 Kalijaga. Di sana ada warga Bernama Sa’ban. “Air masuk lewat rembesan tembok. Tingginya sebetis,” cerita Sa’ban kepada Radar Cirebon, kemarin.
Bagi Sa’ban, banjir adalah “langganan”. Tapi jadwal tahun ini meleset. Biasanya, banjir besar datang di Januari atau Februari. Saat puncak musim hujan. “Ini baru Desember sudah begini. Bagaimana nanti kalau sudah masuk Januari?” keluhnya.
Ada ketakutan yang nyata. Hujan selalu turun sore atau malam hari. Saat warga ingin beristirahat. Alih-alih tidur nyenyak, mereka harus siaga satu. Mengangkat perabotan. Menyelamatkan barang elektronik.
