Anak-anak Menunggu Surak hingga Rekreasi Sungai Naik Perahu

0 Komentar

“Makam Pangeran Palawangan ini dulunya ada di bantaran sungai yang merupakan akses masuk ketika para wali datang menggunakan perahu. Makannya dinamakan Palawangan atau pintu masuk. Dipindahkan, karena bantaran sungai itu semakin terkikis dan longsor,” terang dia.
Kemarin Zaid juga merasa heran ketika menengok makam santri Pangeran Drajat tersebut. Karena letak makam telah bergeser dari posisi saat awal Makam Pangeran Palawangan pertama dipindahkan. Zaid berulangkali mencoba memastikan. Dan dia tetap terheran-heran.
“Awalnya RT setempat sempat bilang kalau posisi makam bergeser. Saya tidak percaya dan cuek aja. Tapi baru sekarang (kemarin, red) saya tahu dan saya juga heran, kenapa bisa bergeser,” kata Zaid.
Petilasan yang ada sejak abad ke-15 Masehi itu terletak tepat di belakang Masjid Keramat Pengaran Drajat. Masjid tersebut sudah tampak lebih modern. Dan luas. Karena telah dilakukan renovasi. Dan perluasan bangunan sesuai kebutuhan untuk menampung para jamaah.
Di antara masjid keramat dan petilasan, ada sumur keramat yang dikelilingi kendi. Biasa digunakan untuk menampung air dari sumur. Sumur dan kendi telah dicat warna merah bata. Di bawah kendi ada lubang kecil yang disumbat.
Sumbatan lubang kecil di bawah kendi itu dibuka untuk kemudian digunakan wudhu. Air sumur juga biasa diambil wisatawan. Kemudian didoakan di sekitar petilasan. “Kegunaannya tergantung kepercayaan yang memanfaatkan. Tapi tetap, kita meminta dan beharap hanya kepada Allah,” jelasnya.
Tembok petilasan terbuat dari susunan bata yang telah dicat merah. Nisan di dalamnya terbuat dari batu andesit ukiran corak kembang. Petilasan Pangeran Drajat diapit oleh makam Nyi Mas Ageng Pancuran dan Pangeran Sifat Luhung. Mereka adalah santri yang meneruskan syiar Islam Pangeran Drajat.
Pangeran dengan nama kecil Raden Qasim tersebut merupakan putra dari Sunan Ampel. Saat kecil dia bergelar Raden Syarifudin. Sunan yang terkenal dengan kecerdasannya itu merupakan salah satu murid Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Pangeran Drajat sempat berguru dan mendiami tempat yang saat ini jadi petilasan tersebut.

0 Komentar