Beberapa Komoditi Langka, Ada Indikasi Tengkulak Bermain

Beberapa Komoditi Langka, Ada Indikasi Tengkulak Bermain
STABIL: Pekerja menata display sayuran dan produk sejenis di salah satu supermarket, Jumat (13/3). OKRI RIYANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

Di tengah mewabahnya virus corona, disinyalir para tengkulak
tengah beraksi. Mereka mendalangi hilangnya beberapa kebutuhan pokok.

KEKHAWATIRAN sempat
melanda masyarakat sejak pemerintah mengumumkan kasus positif virus corona di
Indonesia. Seketika itu, terjadi kelangkaan masker, hand sanitizer hingga beberapa barang kebutuhan lain.

Disinyalir terjadi pembelian besar-besaran juga penimbunan,
sehingga menakibatkan kelangkaan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau tidak
terpancing melakukan panic buying.

Baca Juga:Perkuat Trilogi Kerukunan Antar Umat BeragamaBumil Terima Bantuan Telur Ayam

Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas
Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP), Dra Hj Sumarni MA menjelaskan,
panic buying dialami komoditi
tertentu. Tapi dia yakin, masyarakat tidak melakukan hal itu.

Kalaupun ada kelangkaan, saat ini yang paling terasa adalah
bawang putih. Biasanya dilakukan oleh oknum tengkulak yang menimbun lalu dijual
kembali dengan harga yang tinggi.

Cadangan pangan utama, yakni beras, masih aman. Setelah
diberikan pada korban bencana banjir awal tahun 2020, saat ini Pemerintah Kota
Cirebon memiliki 1,4 ton beras yang dititipkan di Bulog Sub Divre III Cirebon.
Dan akan kembali dilakukan pengadaan pada April bulan depan, sebanyak 17 ton.
“Beda dengan ketersediaan pangan. Kalau ketersediaan pangan itu, pangan milik
masyarakat yang ada di Kota Cirebon,” katanya.

Sama dengan cadangan utama, komoditi utama ketersediaan
pangan di Kota Cirebon adalah beras. Dalam 1 hari, masyarakat Kota Cirebon
membutuhkan 91 ton. Jumlah tersebut menyesuaikan dengan banyaknya penduduk dan
belum menghitung pendatang. Dari keseluruhan pedagang yang ada, ketersediaannya
mencapai 560 ton. Sedangkan kebutuhan hanya 91 ton. “Artinya, aman,” ucap dia.

Untuk saat ini, sebagian stok bawang putih dihasilkan dari Kabupaten
Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Harga memang sedang mengalami kenaikan.
Tidak hanya bawang putih. Melainkan bawang merah, cabai merah, hingga telur
ayam. Bisa jadi ada beberapa oknum yang menyimpan atau membeli dalam jumlah
banyak. “Saya pikir kalau masyarakat biasa nggak
sampai segitu (membeli banyak, red),”
tukasnya.

Akan kondisi tersebut, pihaknya berencana untuk melakukan
inspeksi mendadak (sidak) harga komoditi. Meski tidak terlalu membuat resah, disadari
bahwa hal tersebut harus segera diatasi.

KELANGKAAN MEMICU

0 Komentar