Buka Opsi Addendum Pasar Balong

kios-pasar-balong
Kios di lantai dasar Pasar Balong hasil revitalisasi yang telah ditempati pedagang, Rabu (30/1). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Rencana direksi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar bertemu direksi PT Metro Panen Raya selaku investor revitalisasi Pasar Balong masih belum ada titik terang.
Namun, ada beberapa opsi yang memungkinkan ditempuh. Salah satunya adalah addendum untuk penyelesaian pekerjaan hingga lantai 5.
Direktur Utama Perumda Pasar Berintan, Sekhurohman mengakui belum mendapatkan konfirmasi dari rencana pertemuan dengan direktur PT Metro Panen Raya. Padahal, pihaknya ingin segera pertemuan terealisasi dan melihat rencana perusahaan dalam progres penyelesaian Pasar Balong.
“Kalaupun memang investor belum  bisa menyelesaikan karena faktor modal, kami bisa memberikan opsi addendum. Tapi kan harus ketemu dulu sama direkturnya,” kata Rohman –sapaan akrabnya- kepada Radar Cirebon, Kamis (1/10).
Terkait saran Komisi II DPRD agar pengembangan Pasar Balong dikelola sendiri, Rohman menyampaikan, hal tersebut bisa saja dilakukan. Tapi perusahaan mesti berhitung dengan sangat cermat. Sebab, berkaitan dengan modal dan jaminan ke bank.
Apalagi angkanya bukanlah ratusan juta tapi  miliaran. “Pasar Balong biayanya sampai Rp48 miliar untuk  revitalisasi. Kalau kita modal sendiri, tentu ini harus berhati-hati,” bebernya.
Disampaikan dia, revitalisasi Pasar Balong telah melampaui waktu perjanjian. Sebab, semestinya dua tahun investor telah merampungkan pekerjaannya.
Karenanya, ia menantikan pertemuan dengan direktur PT Metro Panen Raya. Perumda Pasar ingin mengetahui rencana penyelesaian pekerjaan dan komitmen dari investor. “Kalau memang addendum ya bisa saja. Tapi kita juga ingin lihat rencana investor seperti apa,” tandasnya.
Sebelumnya, Staf PT Metro Panen raya, Bunga mengatakan, terhentinya proyek revitalisasi pasar balong disebabkan adanya pandemi Covid-19. Padahal, pengembang berkomitmen untuk melakukan pengerjaan pada bulan Februari 2020.
“Sebelumnya, kontraktor kita dari Cirebon sini, tapi karena pengerjaanya ada yang kurang bagus, jadi sejak Februari itu pindah ke kontraktor dari Jakarta. Tapi kita tahu sendiri, setelah itu ada pandemi, sehingga pengerjaanya jadi terkendala,” ungkapnya.
Namun demikian, setelah pandemi mereda, Bunga mengatakan bahwa pengerjaan proyek tersebut akan kembali dilanjutkan. “Mudah-mudahan di awal tahun 2021 nanti sudah bisa dimulai lagi,” pungkasnya. (abd)

0 Komentar