3 Cara Bisnis Uang Kuno Keuntungan Bikin Kamu Nyengir !!

UANG KUNO MAHAL APA KAMU BERANI BELI ??
UANG KUNO MAHAL APA KAMU BERANI BELI ??
0 Komentar

Hal itu lah yang akhirnya bikin barang kuno jadi sebuah peluang bisnis yang boleh di perhitungkan. Keterbatasan stok barang dan kondisinya yang masih punya nilai jual,

bikin banyak pelaku bisnis barang kuno berani memasang harga selangit.

Tak terkecuali uang kuno. Dengan adanya pemberlakukan masa aturan penyebaran uang, Bank Indonesia biasanya akan mengeluarkan uang emisi baru.

Makanya uang edisi lama, meskipun sudah enggak laku sebagai alat tukar, wujud fisiknya tetap laku bagi sebagian orang untuk di koleksi.

Baca Juga:Bisa Beli Kebon Kalau Punya Uang Kuno Ini Inilah Di Antaranya !!6 Cara Make Up untuk Kulit Kering Bikin Wajah Glowing !!

jual kembali. Atau, kamu bisa bergabung dengan komunitas-komunitas barang atau uang kuno untuk mengetahui seluk beluk mendapatkan uang kuno tersebut.

Yang jelas, kamu enggak bisa mendapatkan uang kuno di bank. Makanya, punya uang kuno di nilai sama dengan punya harta karun.

Perhatikan Tingkat Kondisi Fisik Uang Kuno

Seperti menjual barang pada umumnya, sebelum menjual uang kuno, kita juga harus memperhatikan kondisi fisik dari uang tersebut. Di lansir dari laman Ajaib, terdapat empat syarat penilaian yang di lihat dari kondisi fisik uang kuno.

Pokoknya, uang kuno jenis UNC ini tampilannya kayak uang baru keluar dari bank deh! Enggak heran, harganya pun di patok lebih mahal.

Kedua, ada About Uncirculated (AU) yang sebenarnya punya ciri-ciri mirip banget sama uang kuno tipe UNC. Bedanya, uang kuno dengan kriteria ini enggak semulus tipe UNC. Misalnya,
kayak masih ada lipatan atau warnanya yang sedikit memudar.

ketiga ada Extremely Fine (EF), dimana uang kuno dengan kriteria ini juga masih mulus namun
enggak semulus UNC dan AU. Terkahir, uang kuno dengan kriteria Very Fine (VF) dengan
harga yang cenderung dipatok lebih murah. Uang kuno ini ciri-cirinya yang sudah kotor, enggak
mulus, dan kelihatan sudah sering di gunakan sehari-hari.

0 Komentar