Covid-19 Nyata Bukan Sekadar Cerita

ahmad-yani-attaqwa-covid
Ketua Attaqwa Center, Dr H Ahmad Yani MAg yang juga survivor covid-19.
0 Komentar

TANTANGAN
Disinilah tantangan yang dirasakan semakin nyata; bukan sekedar saya merasakan saja ganasnya virus, dengan gejala klinis demam tinggi dan batuk yang hebat. Namun tantangan mental;  kendali diri, perasaan, nalar dan emosional diuji betul saat itu.
Dengan menyadari posisi saya sebagai kepala keluarga, saya harus segera melakukan mitigasi dan tracing kepada anggota keluarga. Kordinasi kepada pihak terkait di mana saya bertugas dan aktif; serta perasaan beban mental dan tanggung jawab sosial dengan amanah yang ada sebagai pimpinan masjid terbesar di Kota Cirebon juga di kampus dan masyarakat, serta tantangan pemahaman sebagian masyarakat yang masih sumir terhadap pihak yang terpapar.
Beban mental-sosial pun semakin bertambah ketika diadakan tracing dan di-testing, isteri saya juga dinyatakan positif Covid-19.
Saya diisolasi dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit selama 23 hari dan istri di Aula BKKBN (17 hari). Saya anggap masa perawatan saya dan isteri termasuk cukup lama; pasti semua ini ada sebab gejala klinis (demam dan batuk untuk saya); dan menurut para pakar medis juga dipengaruhi karena imun (daya imun tubuh) seseorang, yang juga sangat dipengaruhi ketahanan mental dan jiwa penderita.
Jadi, ketika ada beberapa orang bertanya: “Bagaimana rasanya kena Covid-19?” Saya jawab, pasti kalau tidak menyadari secara hakekat sebagai ketetapan Allah SWT. Bagi orang Islam, sebagai ujian, musibah, peringatan, bahkan mungkin azab.
Pasti saya katakana: “Kena covid-19 sangat menderita, sangat tidak nyaman, baik secara fisik maupun psikis (jiwa, mental, sosial); walaupun tentu tingkat penderitaannya sangat berbeda; ditentukan oleh tingkat gejala klinis, penyakit akut bawaan maupun kondisi gejala non klinis (spiritual, keimanan), apapun penyakit dan penderitaannya bagi orang-orang beriman dan ikhlas dengan ketetapan Allah akan berbuah hikmah.”
MASA ISOLASI SEBAGI SARANA MUHASABAH PENYEMBUHAN
Selama masa Isolasi saya melakukan Refleksi dan Muhasabah total untuk bagaimana saya punya motivasi tinggi untuk sembuh; yang selanjutnya saya istilahkan dengan 1). Nutrisi Medis (Ikhtiar perawatan tim medis yang prima) untuk menghilangkan gejala klinis, saya harus mengikuti SOP tim medis (makan dengan gizi seimbang, minum obat, suplement vitamin, madu, herbal, olahraga ringan yang dianjurkan, berkumur, berjemur, dan terapi dengan kayu putih) dan 2). Nutrisi Spiritual untuk menguatkan jiwa dan mental (Ibadah yang maksimal, salat, memperbanyak tilawah. (*)

0 Komentar