Covid-19 Nyata Bukan Sekadar Cerita

ahmad-yani-attaqwa-covid
Ketua Attaqwa Center, Dr H Ahmad Yani MAg yang juga survivor covid-19.
0 Komentar

Oleh: Dr H Ahmad Yani MAg
DARI awal tejadinya pandemi covid-19,  awal Maret 2020 yang ditetap Pemerintah RI sebagai bencana nasional non alam, aneka ragam pandangan dan respons elemen masyarakat sangat bervariasi. Yang pada prinsipnya sampai pada suatu simpulan ” bahwa Covid-19 itu antara “ada dan tiada”.
Apakah nyata atau hanya cerita. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ini semua adalah hanyalah “rekayasa dan konspirasi global” untuk kepentingan pihak/negara tertentu.
Bagi saya sebagai covid-19 survivor (yang terpapar) bahkan sejak awal pandemi, kebetulan saya juga mendapatkan amanah Ketua Satgas Penanganan Covid-19 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Covid-19 adalah nyata, bukan sekedar cerita.
Secara faktual dengan pendekatan ayat kauniyah-bumi (ilmu pengetahuan) dapat dibuktikan (verifikasi) secara empiris (di atas 216 negara di dunia menghadapi pandemi); Begitu pula dengan pendekatan ayat qur’aniyah (langit).
Allah SWT telah menjelaskan dengan nyata bahwa makhluknya senantiasa akan diberikan ujian/cobaan baik yang buruk (seperti wabah saat ini). Maupun ujian yang baik (anugerah nikmat apapun) kepada kita benar-benar sebagai ujian, dan kita akan dikembalikan kepada- Nya (QS. Al-Anbiya: 35); dan kita juga meyakini bahwa musibah apapun yang terjadi kepada kita, sudah merupakan ketetapan dari Allah SWT. Jadi Covid-19 bisa dibuktikan oleh ayat langit maupun bumi.
Untuk bukti ayat yang dari bumi itulah yang saya rasakan; secara tidak langsung Allah menguji saya dengan melengkapi misi saya sebagai satgas dengan ujian langsung merasakan sebagai orang yang terkonfirmasi  positif Covid-19 (2 September 2020). Setelah saya melakukan perjalanan mengemban misi akademik dan pengabdian kepada masyarakat di kampus.
Pada tanggal 25-28 Agustus 2020, secara maraton saya melakukan 3 kegiatan (Survei Persiapan MTQ ke-36 Tingkat Jabar di Subang; Fasilitator Bimtek DPRD di Hotel Grand Cokro Bandung, dan Rakor Litapdimas PTKI Kemenag RI di Hotel Aviary Tanggerang Selatan).
Sekembalinya dari tiga kegiatan tersebut saya merasakan tidak enak badan (terutama demam dan batuk) sampai dengan 2 hari di rumah (28-29 Agustus 2020). Dikarenakan tidak ada perubahan kondisi kesehatan, saya memutuskan untuk diperiksa ke Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon (30 Agustus 2020). Setelah diperiksa reaktif, langsung diisolasi dan kemudian di tes swab. Hasilnya 2 September 2020 dinyatakan positif terinveksi Covid-19.

0 Komentar