Debut Manis pada Kejuaraan Virtual

Debut Manis pada Kejuaraan Virtual
BERAKSI: Performa Muhammad Arrifat Dhivanagara di babak final kejuaraan virtual bertajuk Krakatau Championship 2020. Turun di kelas senior, Arrifat sukses raih medali perunggu. --FOTO: TATANG RUSMANTA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Krakatau Championship 2020 telah berakhir. Penilaian terakhir dari kejuaraan taekwondo virtual pertama di Indonesia itu diumumkan pada Minggu sore (1/11). Taekwondo Indonesia (TI) Kota Cirebon yang menurunkan delapan atlet, berhasil merebut dua medali perunggu pada kejuaraan khusus poomsae (seni) tersebut.
Meski hanya meraih dua perunggu, namun secara keseluruhan, performa taekwondoin Kota Udang tak mengecewakan. Kedelapan atlet yang diterjunkan di event ini lolos ke putaran final. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) TI Kota Cirebon, Suwiriyadi menilai, hasil yang diraih sudah maksimal. Terlebih, persaingan begitu ketat mengingat event ini diikuti peserta secara nasional.
Dua perunggu Kota Udang diraih oleh Muhammad Arrifat Dhivanagara (senior putra) dan Vilvi Wanda Sandria (kadet putri). Sementara enam atlet lainnya gagal menembus empat besar. Suwiriyadi mengungkapkan, performa Arrifat dan Vilvi terbilang istimewa.
Di empat besar, Arrifat bersaing ketat dengan tiga perwakilan TI Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Eks atlet Pelatda PON Jawa Barat itu finis di peringkat tiga. Dua taekwondoin Jateng M Hafidz Fachrur Rhozy dan Anggara Wahyu menempati peringkat satu dan dua. Satu wakil Jateng lainnya, Felix Danar Praditya, bertengger di peringkat empat.
“Perwakilan Jateng di kelompok senior merupakan anggota pemusatan latihan yang mereka persiapkan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Jadi, persaingannya memang tidak main-main,” ujar Suwiriyadi.
Di kelompok kadet putri, perjuangan Vilvi juga tidak mudah. Dia berhasil menembus ketatnya persaingan di antara atlet-atlet jebolan DKI Jakarta dan Banten. “Vilvi menunjukkan kemajuan yang pesat. Dengan kualitasnya yang sekarang, saya semakin optimistis, tim poomsae putri juga akan semakin kuat,” tambah Suwiriyadi.
Di kelas junior putra, Riyandi dan Rasyid tak luput dari pujian. Performa kedua atlet di babak final mendapatkan komentar positif dari juri. Proses penilaian yang disiarkan langsung secara streaming, memungkinkan tim pelatih taekwondo Kota Cirebon mendengar langsung pendapat juri terhadap penampilan anak asuhnya.
“Komentar juri membuat kami semakin percaya diri dan optimistis. Bahwa, program kami melahirkan atlet-atlet poomsae mulai membuahkan hasil,” ungkap Suwiriyadi.

0 Komentar