Diandalkan, Tapi Tak Dipedulikan

Diandalkan, Tapi Tak Dipedulikan
0 Komentar

PENDIDIKAN di Kota Cirebon masih berpangku tangan pada guru honorer. Jumlah mereka lebih banyak dibanding guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tapi tidak dengan honor yang diterima. Ah, sudahlah.
“Ya, kita masih sangat mengandalkan guru honorer,” ujar Kabid Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Sri Wahyuning Hadi, kemarin.
Perempuan yang biasa disapa Yuni itu menambahkan, selama pandemi guru honorer masih bekerja seperti biasa. Walau itu dilakukan dari rumah. Tapi penghasilan mereka dibanding ketika sebelum pandemi masih sama. Tak berkurang. Tidak juga bertambah. Satu bulan antara Rp300-750 ribu.
Seputar kesejahteraan guru honorer, Yuni mengungkap dengan satu kata: menyedihkan. Karena gaji yang masih sangat minim. Bahkan jauh dari upah minimum regional yang telah ditentukan. Status pengangkatan guru honorer SD dan SMP di Kota Cirebon pun, dilakukan kepala sekolah masing-masing.
Diakui itu termasuk menjadi bahan evaluasi Disdik. Tahun depan ditargetkan tidak akan kembali terulang. Terlebih dahulu harus melalui GTK Dinas Pendidikan. “Mengangkat honorer tidak boleh oleh kepala sekolah. Yang boleh mengangkat guru honorer hanya walikota,” ungkapnya.
Kemudian yang tak kalah membuat miris adalah ketika mengetahui gaji guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Satu bulan hanya Rp360 ribu (selengkapnya lihat grafis). (ade gustiana)

0 Komentar