Disdikbud Indramayu Percepat Perbaikan SD Ambruk

percepat-perbaikan
Guru SDN 3 Sukagumiwang menunjukan bangunan yang ambruk. Disdikbud bertekad percepat perbaikan SD. Foto: Anang Syahroni/Radarcirebon.id
0 Komentar

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID –  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu mendorong percepat perbaikan SD Negeri 3 Sukagumiwang yang ambruk.

Kepala Bidang (Kabid) SD Disdikbud Kabupaten Indramayu Baman SPd mengatakan, pihaknya telah meninjau bangunan sekolah yang ambruk.

Selain akan mengajukan perbaikan SD ambruk ke PUPR, pihaknya juga telah memasukan perbaikan ruang kelas V yang ambruk dalam dana alokasi khusus (DAK) tahun 2024.

Baca Juga:PEMILU 2024 Pemilih Al Zaytun Indramayu Menyusut Drastis, Tersisa 76 Orang10 Ton Beras Ludes, Warga Minta Operasi Pasar Berlanjut sampai Jelang Lebaran

“Kita upayakan juga lebih cepat dengan mengajukan nota dinas kepada Ibu Bupati agar di tahun 2023 bisa ada realisasi perbaikan untuk ruang kelas SDN 3 Sukaguming,” ujar Baman.

Selain mengajukan perbaikan SDN 3 Sukagumiwang yang ambruk juga tiga sekolah lainnya yang dianggap rusak parah dan butuh penanganan segera.

Agar tidak menimbulkan korban, Baman mengatakan, telah mengintruksikan kepada pihak sekolah agar membersihkan puing-puing bangunan ruang kelas yang ambruk.

Pihaknya juga meminta agar pihak sekolah untuk melakukan pergantian penggunaan ruang kelas agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.

“Mohon doanya semoga bisa segera diperbaiki, kita juga akan kawal terus agar bangunan ruang kelas bisa diperbaiki, karena kemarin kita tinjau bangunan sampingnya terkena imbas atap terbuka dan temboknya retak,” tukasnya.

Sementara itu, salah seorang guru kelas di UPTD SDN 3 Sukagumiwang Kusnadi SPdSD mengatakan, insiden ambruknya ruangan  tidak menyebabkan adanya korban luka atau jiwa.

Karena, kata Kusnadi, pada saat kejadian ruang kelas tersebut sudah dikosongkan siswa maupun guru.

Baca Juga:UPDATE, Suku Bunga KUR BRI 2023 Lebih Rendah, Ditunggu Pelaku UMKM Indramayu3KiosK Perluas Layanan hingga Pelosok Cirebon Jabar dan Jateng

“Beberapa hari sebelum kejadian, saya memperbaiki pintu kelas, saat itu melihat keatas kayu atas saya lihat ada yang patah dan tembok retak,” terangnya.

Melihat hal itu, Kusnadi berisiatif memberitahukan kepada guru kelas, dan kepala sekolah agar ruang kelas tersebut tidak lagi di gunakan untuk tempat belajar.

“Pertimbangannya aspek keselamatan pada siswa dan guru saat belajar, ditambah lagi kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi serta angin kencang, dan ternyata kejadian,” katanya.

0 Komentar