Efektivitas Karantina Wilayah Dipertanyakan

Efektivitas Karantina Wilayah Dipertanyakan
MASIH TERPARKIR: 10 Unit BRT Masih Terparkir rapih di halaman belakan Dishub Kota Cirebon, menunggu pengoperasian. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

KUNINGAN – Aktivis LSM Merah Putih Boy Sandi Kartanegara, mempertanyakan efektivitas karantina wilayah Kuningan yang saat ini sudah diberlakukan. Kendati demikian ia mengapresiasi langkah pemerintah tersebut.
“Saya pikir kreativitas daerah untuk memperluas KWP (Karantina Wilayah Parsial) ini perlu dihargai, tapi perlu juga dievaluasi, sejauh mana efektivitas penutupan jalan-jalan atau gang-gang terhadap penyebaran Covid-19,” ungkap Boy, kemarin (7/4).
Menrutnya, yang harus mendapatkan perhatian lebih untuk dikawal dan dijaga ketat justru adalah mereka yang distatuskan sebagai ODP (Orang Dalam Pemantauan) untuk tertib mengkarantina diri selama waktu yang telah ditentukan,yakni 14 hari. Pemerintah harus benar-benar melibatkan RT yang dibantu oleh relawan di desa-desa.
“Kalau saya pikir sebetulnya yang paling harus diperhatikan adalah wilayah-wilayah yang banyak ODP-nya. Ini yang perlu pengawalan dan penjagaan secara kontinu agar potensi penyebaran Covid-19 bisa dicegah dengan mengimbau atau mengawasi ODP untuk tertib mengkarantina diri selama waktu yang dibutuhkan. Ini memerlukan rentang kendali hingga ke tingkat RT yang dibantu oleh relawan di level desa,” saran Boy.
Jika saja hal ini bisa dilakukan, lanjut Boy, ia berpendapat paranoid dengan menutup jalan dan sebagainya bisa dihindari. Menurutnya, masyarakat harus mendapatkan pembelajaran atau edukasi yang jelas tentang Covid-19.
“Satu yang harus jadi pemikiran bersama adalah ketika kita kunci semua pintu, seluruh jalan, segenap gang, sampai mulut juga tak bisa bebas menganga. Paling tidak rasa empati harus terus terbuka, kebaikan jangan sampai digembok juga,” ujarnya.
Saat ini, masih kata Boy, ekonomi masyarakat kecil khususnya sudah mulai ambruk porak poranda. Sementara solusi untuk mengatasi persoalan tersebut masih bersifat uji coba. Daerah harus mengkalkulasi secara matang untuk mengatasi persoalan ini, desa sebagai ujung tombak pemerintahan juga harus punya arah yang sama.
“Sudah ada arahan dana DD/ADD bisa dialokasikan untuk kepentingan penanganan Covid-19, tinggal pendataan yang harus betul-betul jujur terperinci. Selama ini kita hanya fokus membuat langkah terhindar dari virus, tapi dampak dari semua langkah antisipasi penyebaran virus belum tersusun secara matang,” ucap Boy.

0 Komentar