Ekspedisi Wisata Alam Tersembunyi di Kabupaten Cirebon

curug-ciranca-kabupaten-cirebon
Curug Ciranca di Desa Kedondong Kidul, Kecamatan Dukupuntang masih jarang terjamah. Sempat dikelola sebagai obyek wisata dan banyak dikunjungi warga. FOTO: ADE GUSTIANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

Lebih dari setengah perjalan kita disambut batu besar. Warga setempat biasa menyebutnya batu nangkub. Dalam bahasa Indonesia, nangkub berarti tengkurab. Mengingat batu ini layaknya sedang tengkurab.
“Sabtu atau Minggu biasanya ada aja yang datang ke sini (Curug Ciranca). Kalau dulu rameh,” ujar Maenah, warga setempat. Kemarin dia sedang asik menanam jagung.
Dulu yang dimaksud Maenah adalah ketika lokasi ini masih dikelola sebagai tempat wisata. Sekitar tiga tahun lalu. Rumput liar rutin ditebang untuk memudahkan pengunjung yang datang. Sehingga mereka tak perlu merasa kebingungan seperti lokasi yang saat ini jarang terjamah oleh wisatawan tersebut.
Pengunjung disarankan membawa bakal konsumsi sendiri seperti makanan dan minuman. Untuk ke lokasi ini tak dipungut biaya. Gratis. Kemudian disarankan menggunakan pakaian serba panjang. Untuk meminimalisasi gatal akibat ilalang dan risiko terkena serangga.
“Di sini monyet masih banyak. Babi juga kalau malam keluar,” ungkap Hatin, warga yang sedang mencari kayu.
Mayoritas mata pencarian warga setempat adalah bertani dan berkebun. Hatin berharap potensi di dekat tempat tinggalnya kembali dikelola. “Karena sayang, banyak yang datang ke sini. Sekitar tahun 2010 tiket masuknya Rp1000,” katanya.
Tak hanya menikmati wisata alam. Penduduk setempat juga sangat ramah. Pengunjung bisa mengajak berbincang. Sekadar sharing atau menimba ilmu perkebunan yang mungkin jarang ditemukan di perkotaan. (*)

0 Komentar