Fraksi Gerindra Protes Nuzul Duduk di Posisi Pimpinan

paripurna-tegang
SEMPAT DIPROTES: Rapat paripurna pengesahan 5 Raperda, diwarnai sedikit ketegangan, karena kehadiran Nuzul Rachdy di posisi pimpinan mendapat protes dari Fraksi Gerindra Bintang, kemarin. Foto : Mumuh Muhyiddin/Radar Kuningan
0 Komentar

“Jika kita semua tidak bisa menghormati lembaga, tidak usah ada lembaga BK. Lebih baik lembaga BK dibubarkan. Terima kasih,” sebut dr Toto, seraya menyambungkan interupsi yang sebelumnya disampaikan Yayat Sudrajat.
Selanjutnya, Ujang mencatat masukan yang disampaikan ketiga anggota dewan tersebut. Ia pun langsung akan meminta persetujuan sidang paripurna untuk melegitimasi keberadaan Nuzul Rachdy di posisi kursi pimpinan.
“Karena ini forum paripurna, tidak ada salahnya saya akan meminta persetujuan paripurna. Supaya keberadaan Pak Nuzul di depan ini menjadi sebuah legitimasi paripurna,” kata Ujang.
Namun, Nuzul pun langsung memotong langkah Ujang yang akan mengambil persetujuan forum. Ia mencurigai ada komunikasi pihak dari luar sidang dengan Ketua Fraksi Gerindra untuk melakukan interupsi di hampir ujung paripurna tersebut.
“Sebentar-sebentar, gak usah segala sesuatu divoting, segala sesuatu divoting. Saya izin untuk bicara. Ini interupsi untuk posisi saya duduk di sini kenapa tidak dari tadi? Sudah hampir selesai, baru diinterupsi. Apakah ini hasil komunikasi dengan yang di luar atau seperti apa ini? Sudah mau selesai paripurna ini diinterupsi,” kata Nuzul, sedikit emosi.
Dalam sidang paripurna tersebut, ia menegaskan telah menandatangani daftar hadir dengan posisi jabatannya di daftar hadir sebagai ketua. Nuzul pun menunjuk Yayat dengan menanyakan apakah menandatangani daftar hadir.
“Posisi saya masih menjadi ketua, kenapa mempersoalkan masalah-masalah seperti ini. Saya tadi rapat di sini tidak mempersoalkan yang mimpin siapa, karena saya menitikberatkan kepada kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Disebutkan, rapat paripurna tersebut membahas tentang 5 Raperda, dan dia tidak mempersoalkan siapa yang memimpin. Hal itu karena yang menjadi titik berat adalah bagaimana penyelenggaraan pemerintahan ini bisa berjalan.
“Kita sudah melaksanakan perjalanan ini. Jangan terlalu dipersoalkan, daftar hadir ada, semua tanda tangan, dan di situ ada nama saya. Kenapa baru dipersoalkan terakhir ini. BK juga saya hormati BK, cuman itu bukan sesuatu yang final untuk paripurna ini. Jadi, ini ada apa maksudnya?,” tanya Nuzul.
Atas pernyataan Nuzul itu, Ujang kemudian mengendalikan situasi, dan meminta agar persoalan tersebut tidak diperbesar dulu. Rapat paripurna pun kemudian berlanjut.

0 Komentar