Prof. Didin Nurul Rasyidin, PhD dalam materinya menyinggung tentang urgensi kolaborasi penelitian antar akademisi di ASEAN memiliki banyak manfaat yang signifikan. Menurut Prof. Didin, dari sekian manfaat kolaborasi ini adalah dengan menggabungkan keahlian dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang budaya, kolaborasi dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru dan perspektif-perspektif yang lebih kaya.
Sedangkan, Dr. Achmad Yani menambahkan bahwa melalui kolaborasi, penelitian dapat dilakukan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan multidisipliner, yang dapat meningkatkan kualitas dan relevansi hasil penelitian.
“Kolaborasi memungkinkan untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara lebih efisien, termasuk fasilitas penelitian, dana, dan infrastruktur”, ungkapnya.
Baca Juga:Bapenda Kabupaten Cirebon Keluhkan Tingginya Target Pajak yang Ditetapkan PemkabBBWSCC Benahi Kerusakan Tebing Sungai Cisanggarung setelah Lima Tahun Longsor
Bahkan, lebih jauh Dr. Yani mendorong UIN Siber Syekh Nurjati untuk segera merancang penandatanganan MoU dan MoA dengan kampusnya di Brunei Darussalam.
Peluang yang sama juga ditawarkan oleh Dr. Lukman Al-Hakim dari Malaysia dan Dr. Muhammad Lutfi Uma dari Thailand. Menurut mereka, banyak contoh keberhasilan kolaborasi penelitian dan pengabdian di ASEAN yang bisa dijadikan teladan. Misalnya, kolaborasi antar universitas dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya air bersama, dan program-program pendidikan lintas batas yang memperkuat kerja sama regional dalam bidang kebahasaan dan keislaman.
Adapun ketua IQLAB Indonesia, Dr. Uki Sukiman, M.Ag sangat mengapresisi kegiatan ini dan berharap agar kolaborasi antar sesama akademisi di kampus ASEAN dapat ditingkatkan dan diseriuskan oleh semua kampus yang tergabung dalam Asosiasi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab di Indonesia ini.