Bagi Belanda, benteng ini bukan hanya dijadikan pusat kekuasaan politik dan militer, tetapi juga sebagai pusat ekonomi untuk mengumpulkan komoditi serta kegiatan perdagangan ekspor-impor.
Selain itu, karena kondisi sanitasi Cirebon pada masa itu masih buruk, rawa dan genangan air tersebar di mana-mana, maka Residen Cirebon, sekretaris dan pegawai lainnya, perwira dan prajurit Belanda lebih nyaman tinggal di dalam benteng. (azs)