Gerhana Kurang Signifikan, Tidak Salat Kusuf

ilmi-gerhana (1)
TIDAK TERLIHAT: Suasana di depan Masjid Raya At Taqwa saat terjadi gerhana matahari sebagian, Minggu (21/6). Penampakan gerhana matahari di Kota Cirebon tidak signifikan sehingga tidak melaksanakan salat kusuf. Foto: ILMI YANFAUNAS/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Minggu (21/6) di beberapa kota mengalami gerhana matahari. Namun di Kota Cirebon, fenomena alam ini tidak terlihat. Sehingga beberapa rumah ibadah tidak menyelenggarakan salat gerhana.
Ketua Umum Attaqwa Centre, DR H Ahmad Yani MAg mengungkapkan, Masjid Raya Attaqwa tidak menyelenggarakan salat gerhana matahari, karena wilayah Cirebon tidak dilalui.
Dari pantauan Radar Cirebon, fenomena gerhana matahari memang tidak terlalu nampak di wilayah Cirebon. Seperti prediksi sebelumnya bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia hanya mengalami gerhana sebagian.
Kepala Seksi Bimas Kementerian Agama Kota Cirebon, Slamet SAg mengungkapkan, Kemenag juga tidak mendapatkan laporan masjid yang menyelenggarakan salat gerhana.
Begitu juga diungkapkan Ketua DPD Persatuan Islam (Persis) Kota Cirebon, Tatang Noor Saefullah SPdI menjelaskan, mengacu penjelasan dari Dewan Pimpinan Hisab Rukyat DPP Persatuan Islam (Persis) Indonesia, secara hisab memang terjadi gerhana matahari.
Secara global, gerhana matahari 21 Juni 2020 ini termasuk gerhana matahari Sentral-Cincin (Kusūf al-Ḥalqī Markazī/Central Annular Eclipse) yaitu jenis gerhana dimana perpanjangan kerucut umbra atau antumbra mengenai bumi.
Kemudian daerah yang dapat menyaksikan gerhana ini akan melihat piringan bulan hanya menutupi bagian tengah piringan matahari sementara bagian tepi piringan matahari tetap bercahaya, menyerupai sebuah cincin.
Jalur lintasan gerhana matahari cincin dimulai dari saat matahari terbit di Republik Kongo, kemudian melintasi Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Sudan, Etiopia, Eritrea, Yaman, Arab Saudi, Oman, berlanjut ke Pakistan, India bagian utara, Tibet, Tiongkok, Taiwan, dan berakhir di Lautan Pasifik atau di selatan Pulau Guam.
Untuk Indonesia, tidak terlewati jalur lintasan Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020. Dari Indonesia, GMC ini hanya terlihat sebagai GMS (Gerhana Matahari Sebagian) dengan ketertutupan (obskurasi) berkisar antara 0.002% sd 42.528% – dan semakin ke selatan persentase ketertutupan matahari oleh bulan semakin kecil.
Bahkan beberapa daerah di Indonesia tidak bisa menyaksikannya gerhana matahari ini, seperti sebagian daerah Lampung, sebagian daerah Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, sebagain daerah di Jawa Tengah, sebagian daerah di Jawa Timur dan Jogjakarta.

0 Komentar