Harga Beras di Pasar Tradisional Majalengka Terus Naik, Segini Perkilonya

Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Majalengka mengalami kenaikan rata-rata mencapai antara Rp2.000 hingga Rp3.000/kg
HARGA NAIK: Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Majalengka mengalami kenaikan rata-rata mencapai antara Rp2.000 hingga Rp3.000/kg/PAI SUPARDI/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID – Selain harga cabe yang kembali naik, harga beras di sejumlah pasar tradisional yang berada wilayah di Kabupaten Majalengka juga ikut mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras rata-rata mencapai antara Rp2.000 hingga Rp3.000/kg.

Hal tersebut seperti diakui Armilah warga Kecamatan Sindangwangi yang mengatakan kenaikan harga beras sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Di mana hal itu sangat memberatkan beban masyarakat, di tengah kondisi pekonomian saat ini yang masih belum stabil.

“Bagi saya yang pas-pasan tentunya kenaikan harga beras ini sangat memberatkan sekali,” ucapnya.

Baca Juga:Nanti Malam Jalan Cirebon-Bandung Ditutup Sementara, Ada Pembangunan Jembatan Cilutung di Perbatasan Majalengka-Sumedang5 HP Android 500 Ribuan dari Merk Terkenal, Tetap Mumpuni Tak Bikin Kantong Jebol, Cek di Sini!

Di Pasar Rajagaluh misalnya, harga beras terpantau berkisar antara Rp12.000  sampai Rp13.000 /kg untuk jenis beras medium yang biasanya dijual Rp 10.000 /kg.

Bahkan, untuk jenis beras super harganya bisa mencapai Rp15.000 hingga Rp16.000 /kg. Rata rata kenaikannya antara Rp2.000 sampai dengan Rp3.000/kg.

Kondisi serupa juga terlihat di Pasar Cigasong, di mana untuk 1 karung beras  berukuran 10  kg yang biasanya dijual Rp90 ribuan, kini menjadi Rp110 ribu hingga Rp120 ribu.

Menurut Mimin pedagang beras di pasar itu, kenaikan harga beras sebenarnya sudah terkadi sejak dua pekan lalu, di mana kenaikannya tidak sekaligus namun bertahap.

“Kenaikanya memang tidak sekaligus, tapi bertahap sekitar Rp500 hingga Rp1.000/kg, hingga sekarang kenaikannya mencapai Rp2.000 sampai Rp3,000/kg nya tergantung jenis beras yang dijual,” terangnya.

Omat (56), bandar beras yang biasa menyuplai sejumlah pasar tradisonal, seperti Rajagaluh, Leuwimunding dan Sukahaji mengatakan, kenaikan harga beras lebih disebabkan karena berkurangnya pasokan gabah kering akibat curah hujan yang merata.

Menyebabkan banyak petani kesulitan mengeringkan padi, bahkan beberapa di antaranya mengalami kegagalan panen akibat angin dan hujan.

0 Komentar