Harga Tomat Makin Anjlok

Harga Tomat Makin Anjlok
JATUH: Harga tomat di pasar tambah anjlok. KHOLIL IBRAHIM/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

 
PATROL-Memasuki akhir bulan Agustus, harga tomat semakin hancur. Awal bulan lalu, harga tomat di pasaran masih di kisaran Rp2000/kg. Tiga pekan berselang, harganya menukik tajam hingga Rp800/kg. Paling tinggi Rp1000/kg.
Merosotnya harga tomat disebabkan pasokan yang berlimpah. Imbas masih terus berlangsungnya panen raya tomat berbarengan di beberapa wilayah. “Panen tomat dimana-mana, harganya hancur,” kata Iyan, pedagang di Pasar Induk Sayuran Patrol, Senin (24/8).
Selain dari petani lokal, sebutnya, pasokan tomat juga datang dari berbagai daerah. Mulai dari Kabupaten Majalengka, Bandung, Garut, Sumedang, Lembang, Wonosobo, Pemalang sampai Brebes.
Iyan mengungkapkan, petani tomat bisa panen setiap minggu, minimal dua kali. Itulah kenapa, harga tomat tak kunjung membaik. “Panen tomat ini kan bisa dua kali seminggu. Mungkin saat ini ada kesalahan pemilihan waktu tanam. Semua menanam tomat pas barengan semua. Karena mungkin cuacanya lagi bagus untuk menanam tomat,” terangnya.
Petani tomat asal Kecamatan Bongas, Sujadi membenarkan. Tanaman tomat yang sudah berbuah akan cepat matang di musim kemarau. Biasanya memanen tomat membutuhkan waktu empat hari.
Tapi karena tomat lebih cepat matang, maka petani harus memanen tomat dalam waktu dua hari sekali.  “Kalau harganya lagi bagus, setiap panen kami senang. Sekarang kebalikan, harga hancur, hati kami apa lagi,” keluhnya.
Sujadi menjelaskan, penyebab terjadinya penurunan harga tomat yang tajam. Lantaran beberapa bulan lalu harga tomat sangat mahal. Sehingga banyak petani tergiur untuk menanam tomat.
Ditambah lagi, dua tiga bulan terakhir cuaca sangat bagus dan mendukung. “Pas panennya barengan. Otomatis pasokan melimpah, harganya jatuh,” ujarnya.
Kondisi ini memaksa sebagian petani membiarkan tomat membusuk di lahan. Karena harga jual di pasaran tak sesuai dengan biaya untuk memanen. “Di tingkat petani harga tomat di kisaran Rp300-500 per kilogramnya. Itu kita sudah rugi. Apalagi jika ditambah biaya petik, antar kepasar keluar bensin. Harus mengeluarkan biaya lagi. Ya sudah dibiarkan saja membusuk,” tandasnya. (kho) 
 

0 Komentar