Hati-hati Kondisi Jalan di Majalengka: Jalur Ranji Wetan-Sukaraja Penuh Ranjau, Sindangwasa Menuju Waringin Banyak yang Rusak

Jalan penghubung antara Desa Ranji Wetan dan Sukaraja banyak ranjau darat berupa jalan berlubang
ANCAM PENGENDARA: Jalan penghubung antara Desa Ranji Wetan dan Sukaraja banyak ranjau darat berupa jalan berlubang/ PAI SUPARDI/RADAR
0 Komentar

MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID-Kondisi jalan penghubung antara Desa Ranji Wetan dan Sukaraja sangat memprihatinkan. Pasalnya di jalur penghubung dua desa itu dipenuhi banyak ranjau darat berupa jalan berlubang.

Ironisnya lubang yang ada di jalan tersbeut selain cukup banyak namun juga cukup dalam, berkisar antara 20 cm sampai dengan 30 cm dengan diameter antara 30 sampai 50 cm.

Di jalan sepanjang hampir 1 kilometer tersebut, terdapat sejumlah titik jalan yang berlubang. Sehingga sangat membahayakan dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan, terutama saat hujan atau malam hari.  Karena, jika hujan atau saat malam, lubang yang ada di jalan tidak terlihat.

Baca Juga:Jalan Rusak, Minim Penerangan, Tiga Kali Terjadi Aksi Pembegalan, Jalur Rajagaluh-Lengkong Makin RawanPetani di Majalengka Sulit Peroleh Pupuk Bersubsidi, Data RDKK dan Kartu Tani Banyak yang Hilang

Kondisi itu dikeluhkan Dadang warga Burujul Kulon Kecamatan Jatiwangi kemarin (19/1). Menurut dia, meski jalan tersebut bukan merupakan jalan utama dan hanya jalan alternatif untuk menuju Majalengka, namun jalur tersebut merupakan salah satu jalan yang cukup ramai kendaraan, terutama roda dua.

“Untungnya saya hampir tiap hari melintas di jalur jalan ini mas, jadi cukup hafal di mana saja lokasi jalan yang ada lubangnya. Namun bagi pengendara yang baru melintas bisa membahayakan, karena lokasi jalan yang berlubang terkadang berada di tengah dengan diameter cukup lebar,” bebernya.

Sementara itu, Suwardi (45) warga Ranji Wetan, mengaku Bersama warga lainya sudah berupaya menambal jalan berlubang  menggunakan tanah.

Namun karena volume kendaraan yang melintas cukup banyak dan curah hujan cukup tinggi, sehingga tidak jarang jalan yang baru ditambal rusak kembali.

“Sebenarnya kami dan beberapa warga berinisiatif untuk mencoba menambal jalan yang berlubang tersebut dengan bahan sederhana. Menggunakan pasir dan batu maupun tanah. Namun karena curah hujan yang tinggi, sehingga material tanah dan batu yang dipakai menambal langsung tergerus kembali,” jelasnya.

0 Komentar