Ikan Cupang yang Menjadi Tren di Tengah Pandemi

Ikan Cupang yang Menjadi Tren di Tengah Pandemi
Penjualan ikan cupang di Pasar Kanoman. Foto: Khoirul Anwarudin/Radar Cirebon
0 Komentar

Adapun peran SKIPM adalah melakukan pengendalian sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan. Sebab, ketika ada pengiriman ikan harus melalui proses perizinan melalui SKIPM.
BERKAH PENJUAL IKAN HIAS
Tak hanya dari sisi pembudidayang yang berhasil menjual hingga ke berbagai daerah di Indonesia, pedagang di tingkat lokal juga merasakan berkahnya. Penjual ikan hias di Pasar Kanoman turut mengalami peningkatan penjualan.
Seperti yang dialami oleh Yono (45).  Ia merasakan efek yang luar biasa terhadap peningkatan penjualan ikan cupang miliknya di akhir-akhir ini.
“Ya sejak ada pandemi saja mulai ramai, banyak orang yang nyari. Mungkin karena banyak yang di rumah saja, jadi mereka nyari apa yang bisa jadi hiburan. Salah satunya memelihara ikan cupang,” ungkapnya.
Bagi Yono, hobi ikan cupang seperti tak mengenal musim. Meskipun yang lain tengah meledak, namun memelihara cupang tetap memiliki pehobi setia. Mereka tak terpengaruh dengan beragam hobi baru.
Tren ini juga didukung oleh sejumlah selebriti yang ikut menjadi pehobi ikan cupang serta memamerkan koleksi mereka.
“Kenaikanya sekitar 50 persen khusus untuk ikan cupang. Kalau ikan lainya sih tidak terlalu,” ungkapnya, yang juga menjual beragam ikan hias tersebut.
Yono menambahkan, ikan cupang yang ia jual hanya jenis half-moon. Harganya satu ekor sekitar Rp10 ribu. Ditambah dengan botol kaca ukuran kecil, ia jual dengan harga Rp15 ribu. Tak hanya ikan cupang, ia juga menjual beragam ikan hias ia jajakan setiap harinya. Mulai dari ikan botia, koi, louhan, dan guppy.
Masing-masing, tentu memiliki penggemar setia. Meski ada juga yang ramainya hanya sebatas musiman. (*)

0 Komentar