Juli Sekda Sudah Definitif

Juli Sekda Sudah Definitif
Anggota Pansus Covid-19 DPRD Kota Cirebon, dr Doddy Arianto. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Uji Kompetensi Calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon tahap pertama telah dilaksanakan. Dan akan dilanjutkan Kamis (25/6). Setelah itu, walikota bisa menentukan pejabat definitif. Setidaknya pada pertengahan Juli.
Dalam uji kompetensi yang dilaksanakan kemarin, 4 peserta seluruhnya hadir yakni, Drs H Agus Mulyadi MSi, M Arif Kurniawan ST, Drs Sumantho dan Ir Hj Yati Rohayati.
Mereka mengikuti dua sesi yang dimulai pukul 08.00 WIB sampai 12.30 WIB. Dilanjutkan pukul 13.30-16.00 WIB.
Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati berharap sekda definitif segera terpilih. Sesuai target, diharapkan paling tidak Juli. “Kami menginginkan semua proses cepat tujuannya agar pemerintah lancar, kita semua saling mendukung,” kata Eti, kepada Radar Cirebon.
Proses uji kompetensi cukup krusial dalam pemilihan sekda. Panitia seleksi yang terdiri dari akademisi Unpad, UGJ dan Untag juga eks birokrat dan pejabat Pemprov Jabar. Nantinya tim ini akan memilih tiga orang terbaik. Kemudian walikota akan memilih satu dari tiga nama yang diajukan pansel. “Kita lihat hasil pansel seperti apa, mudah-mudahan yang terbaik,” tutur Eti.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), M Arif Kurniawan ST mengungkapkan, uji kompetensi mengerjakan soal yang arahnya lebih ke profiling  bukan ke psikotes.
Jenis soalnya lebih kepada tugas tugas yang harus dijalankan oleh sekda. Bahkan ada juga pertanyaan, mana rapat yang harus dihadiri oleh sekda. “Kira-kira Lebih kepada profiling dan tugas tugas sebagai Sekda dan rapat apa saya yang harus didahulukan,” ujar Arif.
Soal yang dikerjakan, lebih dari 200. Termasuk isian tentang menyusun surat dinas. Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sumanto mengaku, tes ibarat belajar menulis dan menghitung. “Kita baca dulu alur soal soal tes ini. Banyak esay, jawabannya multiple choice,” ungkapnya.
Bahkan, ada juga pertanyaan yang harus menghitung. Ada juga yang terkait logika juga filsafat. Sehingga yang dibutuhkan adalah menganalisa pernyataan. “Soal 200 soal lebih. Otak kanan dan otak kiri dipakai semua,” terangnya.
Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD), Drs H Agus Mulyadi MSi menambahkan, jenis soal lebih ke analisa dan tidak ada yang salah dari jawaban yang ditawarkan, karena semuanya benar. Hanya saja lebih banyak kepada pendalaman analisis. “Pertanyaan filsafat juga muncul disitu karenanya menjawab lebih kepada analisis awal,” katanya.

0 Komentar