Kisah Pasangan Kekasih yang Membuang Bayi Mereka di Harjamukti, Kota Cirebon

azan-pitu-masjid-agung-sang-cipta-rasa
Azan pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Kasus buang bayi di depan sebuah pondok pesantren atau TPA/TPQ di Jl Silakaca, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Minggu (3/5), kian terang-benderang. Pasangan kekasih yang merupakan orang tua dari bayi itu sudah diperiksa polisi. Penahanan mereka juga sementara akan ditangguhkan karena harus mengurus sang bayi. Apalagi kabarnya akan dinikahkan besok, Kamis (7/5).
KHOIRUL ANWARUDIN-CECEP NACEPI, Cirebon
PASANGAN kekasih itu berinisial DO (22) dan IF (21). DO merupakan pria yang bekerja di salah satu rumah makan di wilayah Sumber, Kabupaten Cirebon. Ia dan IF sudah lama pacaran. Sudah sekitar 3 tahun. Orang tua mereka pun tahu ada hubungan spesial itu. Tapi tak tahu kalau IF telah berbadan dua.
Selama masa kehamilan tidak ketahuan pihak keluarga. Rupanya karena IF seringkali mengenakan sweater atau pakaian tebal lainnya. Jika pun orang tua menanyakan, ia beralasan sedang sakit. “Selama dia hamil itu ya orang tuanya ternyata tidak tahu. Ya itu tadi, katanya sering pakai sweater dan kalau ditanyakan hanya bilang sedang sakit,” jelas Kapolsek Seltim Kompol Didi Suwardi kepada Radar, Selasa (5/5).
Berbulan-bulan menyembunyikan kehamilannya, IF pun tiba-tiba mengalami kontraksi pada Minggu pagi (3/5). Ia pun segera mengabarkan kondisi itu kepada DO. Hari itu keduanya panik. DO lalu membawa IF ke kamar kosnya di Sumber. Di sanalah proses persalinan itu dilakukan mereka sendiri. “Mereka menangani persalinan sendiri. Hanya berdua. Tali pusar juga dipotong sendiri pakai gunting,” kata kapolsek, menjelaskan cerita persalinan itu setelah memeriksa DO dan IF.
Setelah melakukan persalinan, keduanya berunding. DO yang tidak mau malu, meminta IF untuk membuang anak mereka sendiri itu ke suatu lokasi yang tidak jauh dari rumah mereka. Pasangan ini memang diketahui beralamat di salah satu kompleks perumahan di Kelurahan Kalijaga, yang juga tak jauh dari lokasi buang bayi itu.
Hari itu, sekitar pukul 13.00, bayi itu pun diletakkan di tempat yang mereka sepakati. “Bayi mereka dibuang di depan Pondok Pesantren Infarul Ghoyyi di Jl Silakaca. Dengan harapan anaknya tersebut bakal diambil dan diasuh oleh pemilik pondok pesantren yakni H Mustofa. Selain itu karena antara TKP dengan rumah pelaku kan tidak jauh,” lanjut kapolsek.

0 Komentar