Kluster Faskes Tempati Posisi Tiga Besar

swab-anak-anak
Anak-anak mengikuti swab di Gedung BKKBN Kota Cirebon. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Masih menurut Edy, wabah pandemi Covid-19 meleset dari prediksi dunia. Semua memperkirakan wabah pandemi ini mengalami puncaknya pada Agustus 2020, dan mulai melandai di akhir tahun. Nyatanya, ilmuwan dunia meramalkan wabah ini baru akan berakhir awal tahun 2022 mendatang.
Sesuai hasil kajian tim ahli dari fakultas kesehatan masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, wabah pandemi yang saat ini terjadi masih dalam kategori gelombang pertama. Wabah tersebut akan mengalami second wave di pertengahan 2021 mendatang.
Meski sudah ditemukan vaksin yang siap disuntikan ke seluruh populasi manusia, namun belum bisa berefek spontan saat itu juga bereaksi. Perlu waktu bagi vaksin tersebut membentuk antibodi terhadap injeksi ke tubuh seseorang berupa sampel virus yang dilemahkan.
“Katakanlah vaksin itu disuntikan masal mulai awal tahun atau pertengahan tahun 2021. Itu baru bisa membentuk antibodi enam bulan hingga 1 tahun. Jadi wajar jika para ahli FKM UI memprediksi pandemi Covid-19 baru surut di tahun 2022 mendatang,” ujarnya dalam talkshow obrolan Warkop Kopi Waw, di Graha Pena Radar Cirebon, Jumat sore (6/11).
Sehingga, masyarakat diharapkan jangan kendor dalam menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak. Sedangkan yang perlu dilakukan oleh tim medis dan pemerintah, dalam hal ini Satgas Covid-19 di setiap tingkatan, mestinya dapat memiliki kebijakan yang sejalan antar daerah. Sehingga tidak terjadi pingpong fenomenal ketika di satu daerah memberlakukan pengetatan, sementara di daerah lain malah melonggarkan.
Menurutnya, penanganan Covid-19 di Kota Cirebon juga akan diupayakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Saat ini, penanganan terfokus pada testing, tracing, isolating, dan treatment. Semua tahapan tersebut sudah dilakukan di paruh kedua tahun 2020 ini.
Dimulai dari tahap testing, untuk menjaring adanya warga yang tertular. Pihaknya menyiapkan swab test untuk kapasitas 16 ribu sampel sasaran. Secara teori WHO, untuk mendeteksi penularan penyakit di sebuah populasi masyatakat mesti dilakukan pengetesan terhadap 1 persen sampel populasi. Artinya, jika penduduk Kota Cirebon 340 ribu, setidaknya 3.400 orang mesti ditesting masal.
Tapi nyatanya, meskipun sudah melampaui angka 3.400 sampel sasaran swab test masal, potensi penyebaran virus masih terjadi di masyarakat. Sehingga, Pemkot Cirebon memutuskan untuk terus menambah kapasitas tes swab masal dengan target mencapai 16 ribu sasaran.

0 Komentar