Kujang adalah Kekayaan Jawa Barat

Kujang adalah Kekayaan Jawa Barat
SEMANGAT: Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Seminar Pameran Kujang & Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin dan Pertanian (UPJA) serta Gerakan Santri Tani Jabar Juara di Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/). FOTO: Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Jabar
0 Komentar

SUKABUMI – Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum
meresmikan Seminar Pameran Kujang & Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin dan
Pertanian (UPJA) serta Gerakan Santri Tani Jabar Juara di Pondok Pesantren
Dzikir Al Fath, Kota Sukabumi, Sabtu (7/3) lalu. Rangkaian seminar dan pameran
kujang pada 7-14 Maret ini terdiri dari Seminar Pesona Kujang, launching buku 130 Jenis Kujang, hingga
pelantikan pengurus Asosiasi Musim Indonesia Daerah (Amida) Jabar.

Menurut Kang Uu, seminar kujang
merupakan hal yang perlu dilakukan karena senjata tradisional Sunda itu
memiliki filosofi yang menggambarkan kekayaan Jabar. Kujang pun, lanjutnya,
menjadi lambang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

“Bicara kujang, artinya
bicara Jabar dan bicara pemprov dan pemda kabupaten/kota. Kami yakin kegiatan
ini akan membangkitkan semangat orang Sunda dan rasa kepemilikan terhadap
kujang,” kata Kang Uu.

Baca Juga:Nina A Da’i Bachtiar Ingin Kuatkan Perekonomian Warga Berbasis Budaya LokalBank Indonesia Resmikan Pojok Baca BI Corner dan Pekan QRIS

“Kujang juga filosofi orang
Sunda, yang punya makna duniawi dan ukhrawi (akhirat), sangat luar bisa untuk
membangkitkan semangat Jabar. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, masyarakat
paham dan melaksanakan apa makna yang terkandung dalam kujang,” tambahnya.

Sementara Kang Uu yang juga
Panglima Santri Jabar pada kali ini mendeklarasikan Gerakan Santri Tani
(Santani) Jabar Juara bersama 35 orang Santani Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir
Al Fath berusia 17-20 tahun.

Kang Uu mengatakan, pertanian
menjadi sektor yang cocok bagi santri untuk meningkatkan ekonominya di
pesantren saat menjadi seorang kiai.

“Kenapa? Karena menurut
kami, satu-satunya yang paling afdol dalam memenuhi kebutuhan ekonomi kiai
adalah petani, tidak menggangu waktu, mengajar. Karena yang namanya kiai harus
ada di pesantren,” katanya.

“Jadi kami dorong dengan
Santani, termasuk juga OPOP (One Pesantren One Product) untuk dijual sekarang
dengan bahan baku pertanian. Sehingga di Jabar, ekonomi pesantren didorong oleh
OPOP sektor pertanian dan Santani bisa berkontribusi dalam kemajuan pertanian
Jabar,” harap Kang Uu.

Dalam acara tersebut, Kang Uu
juga berpesan kepada para santri agar mengamalkan nilai Pancasila sebagai Warga
Negara Indonesia. Selain dasar negara, Pancasila bisa menyatukan kekuatan

0 Komentar