Kunjungan Rumah Sakit Distop, Pemkab Bakal Beri Insentif Khusus untuk Tenaga Medis

Pemeriksaan TKA
SOAL CORONA: Bupati Majalengka, Karna Sobahi memberikan keterangan pers soal antisipasi virus korona, Selasa (17/3). FOTO: ANWAR BAEHAQI/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

MAJALENGKA-Bupati
Majalengka H Karna Sobahi mengatakan
Dinas Kesehatan sepakat untuk menyetop terlebih dahulu kunjungan di dua rumah
sakit miliki Pemkab Majalengka. Artinya, jam besuk pada pasien yang sedang
dirawat di rumah sakit di RSUD Majalengka dan RSUD Cideres ditiadakan.

“Jadi
tidak banyak orang yang masuk ke rumah sakit. Distop dulu sampai menunggu kondisi aman,” ungkapnya,
kemarin (17/3).

Selain
itu Dinas Kesehatan dan dua rumah sakit itu
juga sepakat menunda sementara perawatan bagi pasien yang tidak terlampau gawat
atau terlalu serius. Karena, kata dia, untuk menangani virus corona dibutuhkan
upaya yang luar biasa. Pemkab, lanjut dia, juga sedang menyiapkan alat-alat
kesehatan yang diperlukan.

Baca Juga:Situs Matangaji Kemungkinan Bukan BCBLantik 80 Pegawai, IAIN Cirebon Songsong BLU dan UIN

“Seperti
alat pelindung diri atau daya dukung lain.  Pokoknya Pemda Majalengka
karena ini kondisi darurat, apa
pun harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa orang. Tadi sudah kita dengar
dari Kemendagri mengenai masalah tidak
adanya uang dalam kondisi darurat. Bupati diberi kewenangan untuk
mengadakan uang dari APBD,” jelasnya.

Bupati
mencontohkan hal yang bisa dilakukan dalam
hal penganggaran adalah menangguhkan kegiatan di dinas, dan mengalihkannya
untuk keadaan darurat. Dalam proses itu, DPRD hanya mendapat pemberitahuan.

“Pokoknya
tidak ada istilah baik rumah sakit maupun pusat informasi penanggulangan virus
corona tidak ada uangnya. saya
tidak mau terjadi di Majalengka. Alat-alat
daya dukung ini perlu kita siapkan,”
lanjutnya.

Karna menyebutkan, saat ini Majalengka hanya memiliki
tiga ruangan khusus untuk RSUD Cideres dan Majalengka untuk menampung pasien dalam
pengawasan.

Selain
itu Bupati juga mengklarifikasi bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) belum bisa
menentukan seseorang positif cona atau
tidak. Karena penentuan status pasien harus berdasarkan uji laboratorium.

“Yang menentukan itu di Provinsi Jawa Barat, tepatnya
Bandung,” ujarnya.

Ia pun menyayangkan adanya hoax yang mengabarkan bahwa
warga Maja positif corona. Ia menyebut berita itu tidak bisa
dipertanggungjawabkan.

“Tolong
saya minta kepada teman-teman untuk
lebih faktual berdasarkan data dan kenyataan yang ada. Sebelum
hasil lab rumah sakit, pusat informasi penanggulangan virus corona tidak akan

0 Komentar