Lagi Rame Kasus Viral Memelihara Binatang Di Lindungi Apa Dampak Memilihara Binatang Yang Di Lindungi Ini

dampak memelihara binatang yang dilindungi
dampak memelihara binatang yang dilindungi
0 Komentar

Landak Jawa (Hystrix javanica) adalah salah satu spesies landak yang dilindungi di Indonesia. Hewan ini masuk dalam daftar satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi. Landak Jawa terancam punah akibat perburuan dan hilangnya habitat alaminya.

Landak Jawa memiliki duri-duri khas yang tersebar di seluruh tubuhnya. Duri tersebut tidak hanya melindungi mereka dari predator, tetapi juga mengandung berbagai nutrisi seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, magnesium, sulfur, dan asam lemak bebas. Banyak pemburu tidak bertanggung jawab yang memburu Landak Jawa karena duri-duri ini, yang juga diyakini memiliki sifat antibiotik.

Dampak Hukum dari Memelihara Binatang yang Dilindungi

Salah satu dampak paling langsung dari memelihara binatang yang dilindungi adalah pelanggaran hukum. Di Indonesia, pelanggaran terhadap perlindungan satwa liar dapat dikenai hukuman pidana berupa denda hingga miliaran rupiah dan hukuman penjara hingga 5 tahun, tergantung dari tingkat keparahan pelanggaran.

Baca Juga:Cara Mencegah Agar Motor Tidak Cepat Gundul Saat Di Pakai Berpergian Ke Luar KotaCara Memblokir Nomor Asing Yang Tidak Di Kenal Dengan Mudah

Pemilik binatang yang dilindungi secara ilegal sering kali tidak sadar bahwa tindakannya tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berkontribusi pada perburuan liar dan perdagangan satwa yang merusak populasi alami hewan tersebut. Keberadaan pasar gelap untuk satwa eksotis menciptakan permintaan yang lebih besar dan memotivasi pelaku untuk terus melakukan perburuan ilegal.

Dampak Terhadap Ekosistem

Ketika binatang dilindungi diambil dari habitat aslinya untuk dijadikan peliharaan, ekosistem yang ditinggalkan bisa mengalami gangguan serius. Binatang-binatang ini biasanya memiliki peran penting dalam rantai makanan atau keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Sebagai contoh, harimau Sumatera berfungsi sebagai predator puncak yang membantu mengontrol populasi herbivora. Tanpa keberadaan predator ini, populasi herbivora dapat meledak dan menyebabkan kerusakan pada vegetasi serta mengganggu keseimbangan ekosistem hutan.

Selain itu, hilangnya spesies tertentu dari suatu ekosistem bisa berdampak domino, di mana hilangnya satu spesies bisa mengganggu spesies lainnya, mengarah pada perubahan yang signifikan dalam fungsi ekosistem tersebut.

Konsekuensi Sosial dan Ekonomi

Memelihara binatang yang dilindungi juga dapat menimbulkan masalah sosial dan ekonomi. Banyak orang yang tertangkap karena memelihara atau memperdagangkan binatang yang dilindungi sering kali mendapatkan sanksi sosial dan ekonomi yang signifikan. Di sisi lain, komunitas yang bergantung pada ekowisata juga bisa terdampak. Misalnya, jika populasi orangutan menurun drastis akibat perburuan liar, ini akan mengurangi daya tarik ekowisata di kawasan konservasi dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat setempat.

0 Komentar