Lawan Pembajak Konstitusi

Lawan Pembajak Konstitusi
0 Komentar

Senada disampaikan perwakilan mahasiswa lainnya, Ma’aruf Abdul Aziz. Ia mengatakan, negara Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Masyarakat dibuat menderita, harga sembako naik.
Minyak goreng langka, BBM naik. PPN juga naik. Padahal, masyarakat masih terdampak pandemi dengan ekonomi yang lemah. “Harusnya pemerintah hadir memberikan ketenangan kepada rakyatnya. Bukan justru sebaliknya,” tukasnya.
Sementara Ketua DPRD Kabupaten Cirebon M Luthfi memastikan dukungannya terhadap tuntutan yang disampaikan para mahasiswa dalam aksi tersebut. Pihaknya berjanji bakal menyampaikan tuntutan mahasiswa ke pemerintah pusat dan DPR RI sehingga segera ditindaklanjuti. “Kami bersama kawan-kawan mahasiswa, sehingga akan menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah pusat,” tuturnya.
Aksi unjuk rasa juga dilakukan ratusan mahasiswa di Kabupaten Indramayu. Mereka yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indramayu melakuan longmarch dari Universitas Wiralodra (Unwir) menuju Gedung DPRD Indramayu, Senin (11/4).
Dengan mengusung panji-panji kebesaran organisasi mahasiswa serta aneka spanduk dan poster berisi tuntutan, mereka melakukan orasi di sepanjang jalan.
Aksi ini membuat ruas jalan Jenderal Sudirman (dari Bunderan Kijang menuju Gedung DPRD Indramayu) ditutup sementara. Di depan Gedung DPRD, para mahasiswa berkumpul, duduk bersama.
Satu per satu orator melakukan orasi dengan penuh semangat. Mereka mengungkapkan kecaman atas berbagai kebijakan pemerintah, yang dinilai sangat memberatkan masyarakat. Mulai dari kenaikan harga minyak goreng dan kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga Pertamax, kenaikan PPN, dan kenaikan harga barang-barang lainnya.
Salah seorang koordinator aksi, Erul Mustaqim mengungkapkan, ada lima tuntutan utama mahasiswa. Pertama, mahasiswa Indramayu menolak adanya kenaikan BBM jenis Pertamax. Karena dengan adanya kenaikan tersebut turut membuat jenis BBM lainnya terutama Pertalite mengalami kelangkaan di Kabupaten Indramayu. Mereka juga menolak adanya kenaikan pajak PPN, termasuk mendesak agar pemerintah segera mengevaluasi dan menjamin stabilitas harga bahan pangan.
“Kami juga menolak wacana penundaan pemilu yang sebelumnya digaungkan oleh beberapa pihak. Dan yang terakhir kami ingin pemerintah segera selesaikan reforma agraria di Kabupaten Indramayu,” tandas Erul Mustaqim.
Sementara itu, aksi mahasiswa juga terjadi di Majalengka dan Kuningan. Tuntutan mahasiswa sama menolak kebijakan kenaikan PPN, harga BBM, harga sembako, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), Undang-Undang IKN, penundaan Pemilu 2024, dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.

0 Komentar