Mahasiswa IAIN Tuntut Pemotongan UKT

Mahasiswa IAIN Tuntut Pemotongan UKT
Mahasiswa IAIN bertemu jajaran rektorat untuk menyampaikan tuntutan mereka terkait dengan pemotongan UKT, Selasa (30/6). Foto: Khoirul Anwarudin/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa IAIN Cirebon menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (30/6). Unjuk rasa yang digelar di depan gedung rektorat  IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Mahasiswa menuntut pihak kampus untuk melakukan transparansi anggaran yang meliputi, KKN-DR, serta pemotongan Uang Kuliyah Tunggal (UKT) sebesar 30 persen tanpa syarat yang memberatkan mahasiswa.
Selain itu, mereka juga menuntut kampus untuk segera membuat SOP perkuliahan daring dan merealisasikan subsidi kuota internet selama 3 bulan. Mereka beralasan, selama adanya pandemi covid-19 ini, proses perkuliyahan dilakukan dengan tidak menggunakan fasilitas kampus ditambah dengan beban biaya paket internet untuk kuliah daring.
Hal tersebut dirasa sangat memberatkan. Pasalnya di sisi lain, keluarga mereka juga dengan adanya pandemi covid-19 ini ikut terdampak. Dengan menurunya penghasilan atau bahkan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Kita menuntut adanya pemangkasan UKT sampai 30 persen. Sebelumnya pihak kampus memang memberikan skema subsidi 10 persen. Tapi persyaratan yang bias, yaitu orang tua meninggal dunia,” ujar Rohmawan, Ketua Senat Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Rohmawan melanjutkan, sejak adanya pandemi covid-19 dan proses perkuliahan beralih ke sistem daring, ia dan teman teman mahasiswa lain tidak mendapatkan subsidi dalam bentuk apapun. Padahal sebelumnya pihak kampus telah menjajikan akan memberikan uang kuota kepada mahasiswa. Namun hingga unjuk rasa dilakukan, subsidi kuota belum juga diberikan.
“Kami hanya meminta transparansi kampus dalam UKT dan uang KKN. Karena seluruh mahasiswa masih dalam pembelajaran daring,” ungkapnya.
Di sisi lain, Wakil Rektor I, Saefudin Zuhri mengatakan, dalam memutuskan pembelajaran melalui sistem daring, pihaknya selalu melakukan survei secara online. Hal tersebut dilakukan untuk mengevaluasi keinginan dan kendala yang dirasakan oleh mahasiswa selama melakukan perkuliahan online.
“Dari hasil sementara yang kami dapatkan, ada dua yang dirasakan menjadi mahasiswa kendala. Yang pertama masalah sinyal dan kedua adalah kuota,” tuturnya.
Karena itu, rekomendasi ke depan adalah bagaimana penggunaan aplikasi yang tidak banyak menyedot kuota. (awr)

0 Komentar