Majalengka Masuk Zona Berbahaya

bupati-majalengka-karna-sobahi
BERI KETERANGAN: Bupati Majalengka, Karna Sobahi memberikan keterangan kepada wartawan. FOTO: ANWAR BAEHAQI/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

Pada kesempatan itu, Alimuddin juga membeberkan ada tambahan tiga kasus terkonfirmasi positif pada Minggu (2/7) kemarin. Mereka berasal dari Kecamatan Banjaran, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Jatiwangi.
“Kalau di Kecamatan Banjaran seorang tenaga medis (dokter). Dia bekerja di Kabupaten Kuningan, tapi tinggalnya di Majalengka. Kalau terpaparnya diduga tertular dari pasien,” tuturnya.
Sedangkan warga asal Kecamatan Jatiwangi, merupakan seorang warga Majalengka yang tengah mudik dari Kalimantan. Orang tersebut baru pulang mudik Idul Adha ke Majalengka. Pas mau kerja lagi ke Kalimantan, harus tes swab dan hasilnya positif.
Pasien ketiga, lanjut dia, warga Perum di Kecamatan Dawuan dan ini masih ada kaitannya dengan kluster Medan atau masih ada ikatan keluarga dengan pejabat positif di kantor DP3KB Majalengka.
“Faktor penyebab meningkatnya kasus Covid-19 ini, di antaranya karena kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tidak maksimal,” tuturnya.
Di bagian lain, Ali menambahkan saat ini ada empat zona risiko wilayah persebaran virus corona yang ditetapkan pemerintah. Zona itu meliputi zona merah untuk risiko tinggi, zona oranye untuk risiko sedang. Lalu, zona kuning untuk risiko rendah, dan zona hijau untuk tak terdampak.
Sementara itu, informasi yang diperoleh Radar dari warga Perum Gunungsari Indah, Ucu Supriatna SSos MEpid menuturkan, Ny N, 47 tahun tertular anaknya yang saat ini sudah dirawat di RSUD Cideres.
“Malam tadi, Ny N dijemput untuk menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit, karena tertular dari anaknya,” kata Ucu kepada Radar, tadi malam melalui pesan WA.
Pria yang memiliki pendidikan epidemologi ini mengatakan, pemerintah daerah sebaiknya segera menyiapkan shelter/rumah singgah untuk isolasi orang yang terpapar. Karena isolasi mandiri di rumah memerlukan banyak hal. Seperti kepatuhan, ketersediaan bahan pokok di dalam rumah dan lainnya.
Selain itu, ada bahayanya juga ketika satu keluarga dengan banyak anggota keluarga, sebagian tidak terpapar lalu disatukan dengan orang yang terpapar. “Apa jadinya kalau yang terpapar tersebut ternyata positif covid? Dia justru jadi penular di dalam keluarganya. Corona membutuhkan upaya penanganan yang serius, bukan hanya pemeriksaan swab,” tegasnya. (ono/ara)

0 Komentar